Social Icons

Friday, July 1, 2016

SEDIKIT ULASAN TENTANG BAIK DAN JAHAT

:::: SEDIKIT ULASAN TENTANG BAIK DAN JAHAT :::: 


:: PAI SUI LAU JEN ::

Kitab suci "I Ching" (Tentang Pat Kwa) mengatakan bahwa "kebaikan yang tidak cukup banyak takkan mengharumkan nama, kejahatan yang tidak menumpuk takkan membinasakan" 

Selalu berbuat kebaikan, budi baik dan kharisma dengan sendirinya akan menjulang. hal-hal yang buruk bila tidak dirubah dan jika selalu dilakukan maka pada suatu saat akan membinasakan diri sendiri. dari ilmu pendidikan dapat kita telaah yaitu: tidak ada jasa yang lebih besar dari pada merubah yang jahat menjadi baik dan tiada dosa yang lebih besar dari pada merubah yang baik menjadi jahat. maka seseorang budiman berpedoman untuk "Mencintai kebaikan dan membenci kejahatan". melakuakn kebajikan harus cepat dan tiada terputus bagaikan air yang mengalir. janganlah mengambil sikap menanti.

Membuang dan menjauhi hal-hal yang buruk harus dengan perasaan yang bagaikan dendam kesumat yaitu "Benci akan kejahatan". sehingga jiwa kita akan total dan mutlak tidak akan kita lakukan. seperti apa yang dikatakan pepatah :"Mendengarkan suatu kebaikan dan melihat suatu kebaikan, segeralah kita lakukan bagaikan takut tak keburu, mendengar hal yang buruk dan melihat hal yang jahat, segera jauhi bagaikan dikejar setan". 

Hal-hal yang baik meskipun sifatnya kecil lakukanlah, melamun yang buruk dan jahat meskipun kecil sifatnya janganlah kita lakukan sekali sekali. seperti yang dikatakan pada zaman dahulu kala dimana Raja Lie mengatakan bahwa:"Jangan menganggap hal-hal baik yang kecil sifatnya tapi tidak dilakukan dan jangan melakukan hal-hal yang buruk walaupun sifatnya hanya kecil.

@) Penulis tulisan ini, PAI SUI LAU JEN adalah sesepuh agung, LAU CHIEN JEN yang berdiam di Taiwan dan usianya pada tahun 92 adalah 92 tahun
KATA-KATA MUTIARA
KEHIDUPAN DAN PEMBINAAN DIRI
(Pai Sui Lau Jen)
 
  1. Bila menyalahkan diri sendiri seperti menyalahkan orang lain, maka kesalahan kita akan sedikit. bila memaafkan orang lain seperti memaafkan diri sendiri maka tiada kesulitan yang timbul dalam berhubungan dengan orang lain.

  2. Di dalam pembinaan diri kita boleh keras terhadap diri sendiri, tapi dalam persaingan dengan orang lain janganlah melakukan hal tersebut.

  3. Hormatilah orang yang paling tidak engkau hormati, kasihilah orang yang paling jauh dihatimu (benci), dengan demikian hidup ini akan penuh dengan kegembiraan dan kesenangan.

  4. Manusia bila diperlakukan dengan hati sejati ( liang sin ), maka meskipun dia jahat bagaikan binatang atau setan, lama kelamaan akan timbul ketulusan hatinya.

  5. Nama yang harum muncul dari dalam hati yang merendah, yang dapat menerima hinaan, kesabaran dan kerendahan hati menyebabkan budi pekerti menjadi agung.

  6. Hati yang menempuh jalan Ketuhanan ( jalan Tao ) adalah lurus dan agung. Ilmu sesat adalah ajaib dan tersembunyi. lebih baik menjadi pelayan daripada menjadi budak ilmu-ilmu sesat.

  7. Mengkritik orang harus luwes, terlalu lurus adalah pantangan besar, menggunakan kepandaian harus halus, terlalu menonjol adalah pantangan besar. menghukum orang lain harus bersifat mendidik, terlalu kejam adalah pantangan besar.

  8. Bila kita menoleh kebelakang, merenung sejenak, kita dapati kesalahan kita telah bertumpuk, bila kita melangkah maju kedepan sambil memandang dengan sebelah mata, maka akan terasa telah memperoleh banyak kemajuan.

  9. Mempersatukan cita-cita orang banyak, dapat menciptakan karya besar, tapi bila hanya seorang diri meskipun telah menguras semua kepandaian, namun jika timbul sedikit keraguan kecil saja takkan mampu kita menghadapinya.

  10. Berdiam diri dapat memelihara roh diri kita, maka bila dapat berdiam diri adalah bagaikan menyantap buah kebebasan jiwa, menahan diri dapat menghindari bahaya, maka bila dapat menahan diri adalah bagaikan menghirup sop aman sentosa.

  11. Jasa keuntungan jangan untuk diri sendiri saja tapi ingatlah akan orang lain, itulah namanya mengerti akan kemurahan hati, namun kesalahan jangan dilemparkan semuanya kepada orang lain, tapi sisakan sebahagian untuk diri sendiri, itulah yang dinamakan berhati baik.

  12. Nilai tertinggi dari kemuliaan adalah dapat merendahkan hati, nilai tertinggi dari kekayaan adalah gemar beramal, kaidah didalam situasi kesusahan adalah tahu diri, kaidah didalam kemiskinan adalah tiada keinginan yang berlebihan.

  13. Tiada yang lebih mulia daripada mulianya seorang Nabi dan seorang yang bijak. tiada yang lebih hina dari pada orang yang tidak tahu malu. tiada yang lebih hina dari orang yang belum mendapatkan "Tao", tiada kekayaan yang lebih banyak dari pada kaya akan budi pekerti.

  14. Tiada ketentraman yang lebih tentram dari pada tahu batasnya akan kecukupan, tiada yang lebih bahaya dari pada kebanyakan bicara, tiada kegembiraan yang lebih gembira dari pada beramal, tiada kesengsaraan dari pada sengsaranya keserakahan, tiada akal yang lebih panjang dari pada di dalam permainan akal-akalan, tiada yang lebih kerdil daripada kerdilnya keyakinan akan diri sendiri yang berlebihan, tiada yang lebih terang daripada terangnya hukum alam, tiada yang lebih gelap daripada gelapnya kenifan diri sendiri, tiada kejahatan yang lebih jahat daripada mengumbar nafsu, tiada bahaya yang lebih besar daripada bahaya yang ditimbulkan dari mempergunjingkan orang lain.

  15. Beramal pasti ada pahalanya, hal ini adalah hukum alam. maka orang yang pengasih berdasarkan akan hukum ini menasehati orang, beramal tanpa pamrih (tanpa mengharapkan imbalan) adalah hati yang penuh kasih daripada nabi dan para suci. sedangkan seseorang yang budiman dengan niat hati yang demikianlah menolong umat manusia.

  16. Mawas diri dikala merenung, jangan mempergunjingkan kejengkelan dikala mengobrol. berbuat segala sesuatu janganlah berlebihan, mengkritik orang jangan sampai tidak ada batasannya.

  17. Saya tidak tahu orang yang bagaimanakah disebut sebagai seorang budiman. akan tetapi orang yang selalumau berkorban itulah sebagai seorang budiman. sayapun tidak tahu bagaimanakah disebut orang yang berjiwa kerdil. tapi orang yang selalu ingin enak sendiri dan tidak memperdulikan orang lain itulah orang yang jiwanya kerdil.

  18. Bila hatimu gelap apa gunanya memasang lampu? Bila hatimu tidak adil apa gunanya "Liam Keng" (berdoa dengan membaca kitab suci).

  19. Obat yang paling mujarabpun sulit menyembuhkan penyakit karma, rejeki nomplok takkan membuat kaya orang yang bernasib miskin. menguntungkan diri sendiri dengan cara merugikan orang lain akan memperpendek usia. berbuat baik membina budi memberkahi anak cucu.

  20. Orang jahat ditakuti orang, tapi tuhan takkan pernah takut. Orang baik sering ditekan, tapi Tuhan tidak pernah menekan orang baik. Hukum karma jelas ada dan berjalan dan tampak sampai pada anak cucu kita tapi yang paling dekat adalah pada diri kita sendiri.

  21. Jagalah muluit sendiri. jangan selalu mempergunjingkan kejelekan orang lain, karena kekurangan akan diri sendiri kapankah kita pernah memberitahukannya kepada orang lain ? Pertengkaran dan perselisihan janganlah dikeruhkan lagi, tampak olehmu orang orang yang bersusah payah untuk mencelakakan orang lain, janganlah anda terikut untuk marah! menipu hati sendiri dapat menghabiskan rejeki sepanjang hidup, menempuh jalan pintas akan mendapat ganjaran miskin seumur hidup.

  22. Janganlah melakukan perbuatan yang tidak ingin diketahui oleh orang lain. Bila anda sudah membaca buah karya "Kong Hu Cu" maka anda sudah paham akan tata krama dari "Cou Kung" seorang Budiman yang menghormati orang lain takkan pernah rugi, karena dia berlaku sopan santun terhadap orang lian. seorang Budiman meskipun dia berkuasa dia selalu ingat untuk menjaga berkahnya, maruahnya, tapi seseorang yang berjiwa kerdil menggunakan kuasanya untuk menindas orang. Bila takut diketahui oleh orang lain, janganlah kita lakukan lagi. bila ingin disegani orang lain maka rajin-rajinlah belajar. Ingat hina dikala memperoleh kehormatan dan bahaya disaat tenteram. berpikirlah tiga kali sebelum bertindak, menyesal tidak datang lebih dahulu. sepatah kata saja yang diucapkan takkan terkejar oleh larinya kuda (pegang janji) berhati-hatilah didalam ucapan dan perbuatan, waspadalah selalu setiap saat.

Tuntunan Kebaikan dan Kebenaran dari Avalokitesvara

Bodhisattva Avalokitesvara
Tuntunan Kebaikan dan Kebenaran dari Avalokitesvara

  1. Makhluk yang paling menakjubkan adalah manusia, karena dia bisa memilih untuk menjadi "setan" atau "malaikat".
     
  2. Kebebasan bukan terletak pada kekuatan yang dimiliki melainkan bagaimana menggunakan kekuatan itu dengan benar
     
  3. Wahai orang orang yang menyalakan lilin dan membakar dupa! hendaknya dengan tulus hati menghayati arti Welas asih dan kasih sayang Dewi Kwan Yin
     
  4. Hidup duniawi tidak luput dari Lahir, Tua, Sakit, Mati dan Duka. untuk menghindarkan dari segala siksaan duniawi, maka sebelum anda harus mematuhi, menghormati dan mengamalkan ajaran-ajaran Tuhan Yang Maha Esa. Kuatkan iman jangan tergoda segala Versi ulah manusia yang bersifat negatif. Berbuat baik tanpa menampilkan diri.
     
  5. Bila anda melekat dan terikat pada pendirian anda, maka anda tidak memiliki pandangan yang terang.
     
  6. Bila kemelekatan dan keterikatan timbul, maka anda tidak memiliki pandangan yang benar.
     
  7. Bila anda melekat dan terikat pada kehidupan ini, maka anda bukanlah seorang yang melatih diri dalam pengembangan bathin.
     
  8. Menaklukkan ribuan orang belum bisa disebut sebagai pemenang tapi mampu mengalahkan diri sendiri itulah yang disebut penakluk gemilang.
     
  9. Baik sepatutnya dibalas baik, jahat jangan dibalas jahat. Bukan tiada pembalasan, hanya belum saatnya Hukum Karma berlaku abadi.
     
  10. Kesempurnaan manusia yang sejati bukan pada apa yang dimilikinya, melainkan bagaimana dirinya.

KUMPULAN KATA-KATA MUTIARA DAN SYAIR BUDDHIS

KUMPULAN KATA-KATA MUTIARA DAN SYAIR BUDDHIS 

  1. Jangan berbuat jahat, tambahkanlah kebajikan, sucikan hati dan pikiran, itulah ajaran para Buddha
  2. Jangan khawatir orang lain tidak mengerti dirimu, khawatirlah kalau kamu tidak mengerti orang lain
  3. Apa yang tidak ingin diperlakukan kepada anda jangan diperlakukan kepada orang lain
  4. Kesempurnaan manusia sejati bukan apa yang dimilikinya melainkan bagaimana dirinya
  5. Satu contoh lebih baik daripada 1000 kata-kata naseh
  6. Menaklukkan ribuan orang belum bisa disebut sebagai pemenang, tetapi mampu mengalahkan diri sendiri itulah yang disebut penakluk gemilang
  7. Baik sepatutnya dibalas baik, jahat jangan dibalas jahat bukan tiada pembalasan, hanay belum saatnya. Hukum Karma berlaku abadi
  8. Tubuh adalah pohon Bodhi, hati laksana cermin yang berbingkai, setiap saat rajin membersihkannya, jangan sampai dikotori debu
  9. Bila melakukan kesalahan janganlah takut untuk memperbaikinya
  10. Perjalanan 1000 li dimulai dari satu li
  11. Bila anda mengetahui sesuatu, katakanlah jika anda tahu. Bila anda tidak tahu sesuatu katakanlah tidak tahu. itulah pengetahuan
  12. Kata-kata yang tulus tidaklah indah, kata-kata yang indah tidaklah tulus
  13. Ada Buddha sejati dalam kehidupan keluarga; ada Tao sejati dalam kegiatan sehari-hari. jikalau orang bisa tulus dan harmonis, berkomunikasi dengan sikap yang gembira dan kata-kata yang ramah, itu akan lebih baik daripada praktek meditasi formal
  14. Kalau kamu takut orang akan tahu perbuatanmu yang jelek, maka ada sesuatu yang baik di dalam yang jahat. sebaliknya, kalau kamu ingin orang mengetahui bila kamu berbuat baik, maka ada sesuatu yang buruk di dalam yang baik
  15. Kekosongan sejati sesungguhnya tidaklah kosong; terikat penampilan bukan kenyataan, juga bukan mengingkari penampilan. bagaimana Sang Buddha menyampaikan ini? "Diamlah di dunia, tapi diluar dunia." Memburu keinginan adalah menyakitkan, tapi demikian juga menghentikan keinginan. terserah pada kita untuk memelihara diri kita dengan terampil
  16. Pemain sandiwara memakai make up dan menggambarkan kecantikan dan keburukan; tapi ketika sandiwara telah usai, dimana letaknya kecantikan dan keburukan? Pemain catur bertanding demi kemenangan dan mencoba mengungguli lawannya dalam langkah-langkah mereka, tetapi ketika permainan berlalu dan bidak telah disingkirkan, mana pertandingannya?
  17. Ajaran Buddha tentang menyesuaikan pada kondisi dan ajaran Confusius tentang kehidupan sederhana adalah rakit untuk kita menyeberangi samudera. ini adalah karena cara dunia tidaklah pasti dan satu pikiran membawa kepada ribuan komplikasi. bila kamu dapat membuat dirimu nayman dimanapun kamu berada, kamu bisa pergi kemanapun juga
  18. Minuman keras, daging, dan makanan pedas bukanlah rasa sesungguhnya, rasa yang sebenarnya adalah kelembutan. berlebihan dan keanehan bukanlah ciri-ciri manusia yang sempurna, manusia yang sempurna adalah biasa saja

14 PEDOMAN HIDUP MANUSIA

14 PEDOMAN HIDUP MANUSIA 

  1. Musuh Utama manusia adalah dirinya sendiri
  2. Kegagalan utama manusia adalah kesombongan
  3. Kebodohan utama manusia adalah sifatnya yang penipu dan munafik
  4. Kesedihan utama manusia adalah sifat iri hati
  5. Kesalahan utama manusia adalah mengabaikan dirinya sendiri
  6. Dosa utama manusia adalah menipu dirinya sendiri
  7. Sifat utama manusia yang menyedihkan adalah perasaan rendah diri
  8. Sifat manusia yang terpuji adalah semangat dan keuletannya
  9. Kehancuran besar adalah rasa putus asa
  10. Harta utama manusia adalah kesehatannya
  11. Hutang terbesar manusia adalah hutang budi
  12. Hadiah utama manusia adalah berlapang dada dan pemaaf
  13. Kekurangan terbesar manusia adalah sifat keluh kesah dan tidak bijaksana
  14. Ketentraman dan kedamaian utama manusia adalah berdana dan beramal

Glosarium Istilah

Glosarium Istilah


Arahat
Seseorang yang telah lepas dari tumimbal lahir

Bodhicitta
Seseorang mengembangkan dirinya untuk mencapai pe\ncerahan dengan maksud dapat juga menolong makhluk lain untuk turut mencapai keadaan sempurna. aspirasi kebersamaan inilah yang disebut Bodhicitta

Bodhisattva
Seseorang yang telah mengembangkan Bodhicitta dan memilih untuk ber-reinkarnasi kembali guna membantu meringankan penderitaan semua makhluk

Buddha-Dharma
Bagian dari "Tri Ratna" yang berhubungan dengan pengajaran dan praktek Ajaran Sang Buddha

Gelugpa
Aliran Buddha Tantrayana terbesar di Tibet yang didirikan oleh Je Tsong Khapa. Aliran ini dikepalai oleh Dalai Lama yang dikenal sebagai aliran Jubah Kuning

Jambhala
merupakan dewa kesejahteraan . terdapat bermacam - macam jambhala antara lain: Jambhala Kuning, merah, hijau dan putih. dalam hal ini masing-masing mempunyai kekuatan / tugasnya sendiri

Mahakala
Pelindung Dharma yang dapat membawa pikiran kembali ke perhatian yang lebih fokus. mahakala disebut juga sebagai pengawal hukum dan kebenaran

Mantra
Ritual yang menggunakan benih suara dengan tujuan untuk berkonsentrasi. Mantra dapat membantu berbuhungan dengan aspek pencerahan

Manjushri
Bodhisattva yang selalu bersama Avalokitesvara dan Vajrapani. Beliau mencerminkan kemampuan sempurna dalam Buddha-Dharma , mental dan ingatan yang kuat

Samaya
Prinsip Vajrasattva yang berpegang pada komitmennya kepada semua makhluk.

Sangha
Sekumpulan (Komunitas) para Bhikku yang mempunyai sila yang sama

Siddhis
Kemampuan sempurna ada pada setiap manusia, tetapi belum mampu atau cukup untuk mencapai pencerahan

Tara Hijau
Dilahirkan dari butiran airmata Avalokitesvara. Tara Hijau adalah Bodhisattva yang penuh cinta kasih. Ia selalu mengulurkan tangannya untuk membantu kita dalam mencapai pencerahan

Tara Putih
Bodhisattva yang dapat menganugrahkan umur panjang . Tara Putih memancarkan energi kepada setiap praktisi spiritual

Tathagata
Disebut pula sebagai Dhyani Buddha yang merupakan gambaran dari Adi Buddha (Buddha tanpa awal dan akhir), terdiri dari (1) Vairocana berkedudukan di tengah, (2) Akshobya di timur , (3) amitayu di Selatan, (4) Amitabha di barat, (5) Amogasiddhi di utara

Vajrasattva
adalah asal muasal dari Dhyani Buddha

Yamantaka
adalah pelindung Dharma yang berjulukan "Penakluk Kematian". Yamantaka adalah merupakan titisan dari Manjushri

HARI-HARI BESAR PARA BUDDHA DAN BODHISATTVA

HARI-HARI BESAR PARA BUDDHA DAN BODHISATTVA
Adalah sangat bermanfaat apabila pada hari-hari besar ini ditambah dengan setiap 1 dan 15 Kalender Lunar dan Hari Waisak (Nasional), umat beragama Buddha melaksanakan Vegetarian (makan makanan yang tidak bernyawa) dan berbuat kebajikan demi untuk kebaikan karma kita.

KALENDER LUNAR
Bulan
Tanggal
Hari memperingati
Buddha , Bodhisattva
1
1
Kelahiran Maitreya Buddha ( Mi Le Fo )
1
9
Kelahiran Sakradewa Indranam
2
8
Pelepasan Agung Sakyamuni Buddha ( Se Jia Mo Ni Fo )
2
15
Parinirvana Sakyamuni Buddha ( Se Jia Mo Ni Fo )
2
19
Kelahiran Avalokitesvara Bodhisattva ( Kwan Se Im Phu Sa )
2
21
Kelahiran Samantabhadra Bodhisattva ( Pu Sian Phu Sa)
3
16
Kelahiran Mahacundi Bodhisattva
4
4
Kelahiran Manjusri Bodhisattva ( Wen Shu Phu Sa )
4
8
Kelahiran Sakyamuni Buddha ( Se Jia Mo Ni Fo )
4
28
Kelahiran Bhaisajyaraja Bodhisattva
5
13
Kelahiran Arama Bodhisattva
6
3
Kelahiran Dharmapala Pancaskandha Bodhisattva ( Wei Tou Phu Sa )
6
19
Pencapaian penerangan agung Avalokitesvara Bodhisattva ( Kwan Se Im Phu Sa )
7
13
Kelahiran Mahasthamaprapta Bodhisattva ( Da Shi Shi Phu Sa )
7
15
- Ulambana
7
30
Kelahiran Ksitigarbha Bodhisattva ( Ti Cang Wang Phu Sa )
8
22
Kelahiran Dipankara Buddha
9
19
Pelepasan agung Avalokitesvara Bodhisattva ( Kwan Se Im Phu Sa )
9
30
Kelahiran Bhaisajyaguru Bodhisattva ( Yao Shi Fo )
10
5
Kelahiran Bodhi Dharma ( Tat Mo Cu Se )
11
17
Kelahiran Amitabha Buddha ( O Mi Tho Fo )
12
8
Pencapaian penerangan agung Sakyamuni Buddha ( Se Jia Mo Ni Fo )
12
29
Kelahiran Avatamsaka Bodhisattva

Hari Vegetarian

DAFTAR HARI MEMBERSIHKAN BADAN
CIA CHAI ( Bervegetarian )
Menurut Penanggalan Imlek


  • Cia Gwee Che Pe dan Che Kao
    Tanggal 8 & 9 bulan satu Imlek
  • Jie Gwee Che Chit, Che Kao, Cap Lak, Cap Kao dan Ji sa
    Tanggal 7, 9, 16, 19 & 23 bulan dua Imlek
  • Sa Gwee Che Sa, Che Lak, Cap Sa dan Cap Kao
    Tanggal 3, 6, 13, 19 bulan tiga Imlek
  • Si Gwee Jiji
    Tanggal 22 bulan empat Imlek
  • Go Gwee Che Sa dan Cap Chit
    Tanggal 3 & 17 bulan lima Imlek
  • Lak Gwee Cap Lak, Cap Pe, Cap Kao dan Jisa
    Tanggal 16, 18, 19 & 23 bulan enam Imlek
  • Chit Gwee Cap Sa
    Tanggal 13 bulan tujuh Imlek
  • Pe Gwee Cap Lak
    Tanggal 16 bulan delapan Imlek
  • Kao Gwee Cap Kao dan Ji Sa
    Tanggal 19, 23 bulan sembilan Imlek
  • Cap Gwee Che Ji
    Tanggal 2 bulan sepuluh Imlek
  • Cap It Gwee Cap Kao
    Tanggal 19 bulan sebelas Imlek
  • Cap Ji Gwee Ji Go
    Tanggal 25 bulan duabelas Imlek

Sutra Tentang Bodhisattva Ksitigarbha BAB XIII

Bab 13
Varga Amanat Sang Buddha kepada Dewa dan manusia


Pada saat itu Sang Buddha mengangkat tangan emasNya dan menyentuh kepala Ksitigarbha Bodhisattva seraya bersabda: “Yang Arya Ksitigarbha, Ksitigarbha! Prabhavamu tak terkatakan, welas asihmu tak terperikan, kebijakanmu tak terlukiskan dan Pratibhanamu tak tertandingi. Para Buddha di 10 penjuru dunia semuanya memuji dan menyanjung daya kebajikan yang engkau miliki tiada taranya, sekalipun menceritakannya hingga jutaan kalpa, tak akan kunjung habis!”

“Yang Arya Ksitigarbha, Ksitigarbha! Camkanlah, bahwa aku hari ini berada di istana Trayastrimsa, dalam pertemuan agung antara ratusan ribu koti Buddha, Bodhisattva Mahasattva, Dewa, Naga, kedelapan kelompok makhluk, untuk kesekian kalinya aku menyampaikan pesan kepada Engkau, bahwa para Dewa, manusia serta makhluk lainnya yang belum terbebaskan dari Triloka, agar mereka tidak terjerumus ke dalam alam kesengsaraan barang satu hari satu malam juga, apa lagi terjerumus ke dalam Neraka Pancanantarya atau Avici yang membuat mereka menderita ribuan juta kalpa dan takkan dapat membebaskan diri selamanya.”

“Yang Arya Ksitigarbha, umat Jambudvipa sifat tabiatnya dan kemauannya tidak menentu, wataknya lebih mudah mengarah kepada keburukan-keburukan. Sekalipun mereka telah menyatakan keinginan baiknya, tak lama kemudian mereka berubah. Tapi jika mereka bertemu dengan keburukan-keburukan, hal itu akan cepat berkembang menjadi subur. Oleh karena itu aku menjelmakan diriku menjadi ratusan ribu koti banyaknya dan menuruti kodrat mereka masing-masing, lalu membebaskan mereka dari kesengsaraan.”

“Yang Arya Ksitigarbha, hari ini aku dengan kesungguhan hati menyampaikan pesan kepada engkau, jika pada masa yang akan datang terdapat Dewa, manusia serta putra-putri yang berbudi menanamkan kebaikan dalam Buddha Dharma sedikit saja, seperti seujung rambut, sebutir debu, sebutir pasir, dan setetes air, maka lindungilah mereka dengan bodhicitta agar mereka maju terus di atas jalan Dharma dan pantang mundur.”

“Lagi, Yang Arya Ksitigarbha, pada masa yang akan datang jika terdapat seorang Dewa atau manusia, karena masanya sudah habis akan menerima karmanya terjerumus ke dalam alam kesengsaraan, atau ketika akan terjatuh ke dalam Neraka, tiba tiba teringat akan Buddha, jika umat tersebut dapat menyebut salah satu nama Buddha atau Bodhisattva atau sebait Gatha sebaris Sutra, maka umat tersebut harus diselamatkan dengan kesaktianmu dan dengan segala kemudahan-kemudahan. Nampakkanlah diri Anantayakaya-mu di sisi pintu Neraka tempat umat tersebut berada dan hancurkan lenyapkan sekali Neraka itu, selanjutnya upayakan agar umat yang telah sadar itu dilahirkan di Surga untuk menikmati kebahagiaan sejahtera.”

Ketika itu Sang Buddha mengucapkan Gatha: “Dewa manusia di masa yang akan datang, Ku serahkan kepada engkau dengan penuh keyakinan, Selamatkan mereka dengan Daya Maha Prabhava, Sekali-kali jangan ada yang terjerumus ke salah satu alam kesengsaraan.

Saat itu Ksitigarbha Bodhisattva Mahasattva menghormat dengan merangkapkan kedua belah tangannya seraya berkata: “Yang Arya Bhagavan termulia, jangan kuatir akan masalah tersebut. Pada masa yang akan datang jika terdapat seorang pria atau wanita yang berbudi, asalkan terbit rasa hormat dalam Buddha Dharma, aku akan menolongnya dengan segala kemudahan-kemudahan agar umat tersebut terbebaskan dari lautan dukkha mencapai pantai bahagia. Apalagi jika mereka itu telah banyak mengetahui kebaikan-kebaikan dan selalu melaksanakannya dalam peribadatannya. Sudah pasti mereka akan mencapai Anuttara Samyak Sambodhi dan pantang mundur.”

Ketika Ksitigarbha Bodhisattva berkata demikian, tiba-tbia seorang Bodhisattva bernama Akasagarbha bangkit dari tempat duduknya lalu bersujud kepada Sang Buddha sambil berkata: “Yang Arya Bhagavan yang termulia, sejak aku berada di istana Trayastrimsa ini mendengarkan Sang Bhagavan memuji dan menyanjung kesaktian Ksitigarbha Bodhisattva yang amat menakjubkan itu sungguh tak terperikan. Jika pada masa yang akan datang terdapat seorang pria atau wanita serta Dewa, Naga mendengar akan Sutra ini dan nama Ksitigarbha, lalu memberi hormat kepada bodhirupangnya dengan mengadakan puja bhakti. Dengan demikian berapa banyak manfaat yang akan diperoleh? Mohon Sang Bhagavan sudi menguraikan kepada kami sekalian serta para umat yang berada di di masa sekarang dan yang akan datang.”

Sang Buddha bersabda kepada Akasagarbha Bodhisattva: “Dengarlah baik-baik, Yang Arya Akasagarbha, akan kuuraikan satu persatu kepada kamu sekalian. Pada masa yang akan datang, jika terdapat seorang pria atau wanita yang berbudi, melihat gambar Ksitigarbha Bodhisattva dan mendengar sutra ini lalu memuja Beliau dengan dupa, bunga, makanan, minuman, jubah permata dan sebagainya. Atau menghormati Beliau dengan memuji jasa-jasaNya dan memuliakan namaNya. Maka putra-putri yang berbudi tersebut akan memperoleh 28 macam manfaat sebagai berikut:


  1. Selalu dilindungi Dewa, Naga, 8 asta Gatya, selamat sentosa.
  2. Jasa-jasa dan kebajikan makin bertambah.
  3. Terkumpulkan benih kebaikan dari Buddha Dharma.
  4. Tidak mundur dari jalan Anuttara Samyak sambodhi
  5. Cukup sandang pangan
  6. Terhindar dari segala musibah dan wabah penyakit
  7. Terhindar dari banjir dan kebakaran
  8. Terbebas dari pencurian dan perampokan
  9. Selalu disegani orang
  10. Selalu mendapat dukungan dan bantuan dari para makhluk suci
  11. Yang wanita akan dapat menjadi pria pada kehidupan yang akan datang
  12. Dapat dilahirkan sebagai putri raja atau bangsawan Mendapatkan paras muka yang cantik elok disukai orang dimana-mana
  13. Selalu dapat kesempatan dilahirkan dialam surga
  14. Akan lahir sebagai raja atau kepala negara
  15. Dapat mengetahui kehidupan di masa yang silam
  16. Cita citanya selalu terkabul
  17. Keluarganya selalu tentram dan bahagia
  18. Semua malapetaka lenyap
  19. Terhindar dari 3 jalur kesengsaraan
  20. a jalan bebas hambatan
  21. Mimpinya selalu indah
  22. Leluhurnya ikut terbebas dari belenggu penderitaan
  23. Jika leluhurnya pernah menanam kebaikan, dapat membantunya lahir di surga
  24. Mendapat pujian para suciwan
  25. Cerdas tangkas, cekatan dan tajam pikirannya
  26. Memiliki jiwa yang welas asih
  27. Akhirnya akan mencapai ke-Buddha-an
Sang Buddha melanjutkan sabdanya: “Lagi, Yang Arya Akasagarbha, apabila para Dewa, Naga, Malaikat bumi, Malaikat Surga. Para Raja setan, dan pengikutnya, baik yang berada di masa sekarang maupun di masa yang akan datang, setelah mendengar nama Ksitigarbha Bodhisattva, lalu mereka memberi hormat kepada bodhirupangnya atau mereka pernah mendengar kisah suci Beliau, lalu memuji jasa-jasa Beliau serta menghormatnya dengan tulus iklas, maka mereka akan mendapatkan 7 macam manfaat sebagai berikut:

  1. Mereka akan cepat meningkat ke alam yang lebih suci
  2. Karma buruk yang diperbuat di masa yang silam akan lenyap
  3. Selalu dilindungi oleh para Buddha
  4. Kesadaran Bodhi yang telah dicapai takkan menyusut
  5. Kekuatan dan kebajikan makin bertambah
  6. Memiliki daya pengetahuan di masa silam dan masa yang akan datang
  7. Kelak akan menjadi Buddha Ketika hadirin yang berada dalam pertemua agung serta jutaan Buddha, Bodhisattva Mahasattva, Dewa, Naga, Delapan Kelompok makhluk dan umat lainnya mendengar Buddha Sakyamuni menyanjung dan memuji Ksitigarbha Bodhisattva yang memiliki Maha Prabhava yang tak terperikan. Mereka serentak berseru: “Adbhuta! Adbhuta! Adbhuta!” (hal itu belum pernah terjadi)
Ketika itu Surga Trayastrimsa turun hujan berbagai bunga harum semerbak, jubah surga dan ratna mutu manikam sebagai persembahan puja kepada Sakyamuni Buddha dan Ksitigarbha Bodhisattva. Juga sebagai tanda terima kasih yang mendalam atas jasa-jasa Sang Buddha yang telah memberikan khotbah yang tiada ternilai dan penghormatan yang setinggi-tingginya kepada Ksatria Sejati Ksitigarbha Bodhisattva.

Kemudian para hadirin bersama-sama memberi hormat kepada Sang Buddha dengan mengatupkan kedua tangannya lalu pergi.

Sutra Tentang Bodhisattva Ksitigarbha BAB XII

Bab 12
Varga Manfaat dari Melihat dan Mendengar


Pada saat itu di puncak kepala Sang Buddha Sakyamuni tiba tiba keluar ratusan ribu koti “Maha Urnasaprabha (Urnakesahprabha) yakni berjenis-jenis sinar berupa rambut yang bercahaya dan berwarna, warnanya seperti: ‘sinar putih’ dan ‘maha sinar putih’; ‘sinar bahagia’ dan ‘maha sinar bahagia’; ‘sinar mutiara’ dan ‘maha sinar mutiara’; ‘sinar lembayung’ dan ‘maha sinar lembayung’; ‘sinar nila’ dan ‘maha sinar nila’; ‘sinar biru’ dan ‘maha sinar biru’; ‘sinar merah’ dan ‘maha sinar merah’; ‘sinar hijau’ dan ‘maha sinar hijau’; ‘sinar emas’ dan ‘maha sinar emas’; ‘sinar awan bahagia’ dan ‘maha sinar awan bahagia’; ‘sinar roda seribu’ dan maha sinar roda seribu’; ‘sinar roda permata’ dan ‘maha sinar roda permata’; ‘sinar roda surya’ dan ‘maha sinar roda surya’; ‘sinar roda candra’ dan ‘maha sinar roda candra’; ‘sinar istana surga’ dan ‘maha sinar istana surga’; ‘sinar sagara megha’ dan ‘maha sinar sagara megha’ serta sinar-sinar yang lainnya.

Setelah sinar tersebut berhenti keluar dari atas kepala Sang Buddha Sakyamuni, kemudian disusul oleh suara merdu dan bunyinya amat harmonis langsung mengumandangkan kabar baik kepada para hadirin serta para Dewa, Naga, delapan kelompok makhluk, kinnara, dll.

“Dengarlah hadirin yang berbahagia, hari ini aku berada di istana Trayastrimsa dalam pertemuan agung, memuji Ksitigarbha Bodhisattva yang selalu memberikan manfaat kepada Dewa dan manusia dengan segala kemudahan-kemudahan serta usaha-usaha berfaedah lainnya yang tak terbayangkan. Dengan cara Vikramaryahetu (memuliakan nama Buddha), dengan peningkatan kesadarang agung (Dasabhumaya) dan akhirnya mencapai Anuttara Samyak Sambodhi.”

Saat sabda Sang Buddha selesai, tiba-tiba seorang Bodhisattva Mahasattva yang bernama Avalokitesvara bangkit dari tempatnya lalu bersujud dengan merangkapkan kedua telapak tangannya kepada Sang Buddha seraya berkata: “Yang Arya Bhagavan yang termulia, Ksitigarbha Bodhisattva sungguh memiliki jiwa yang maha welasasih, mengasihani semua umat yang menderita dengan menjelmakan dirinya hingga jutaan tubuh muncul dalam jutaan dunia untuk menolong mereka. Jasa-jasaNya terlampau agung untuk disebutkan, begitupula daya maha prabhavanya sangat luar biasa tak terkirakan. Aku telah mendengar Yang Arya Bhagavan dan para Buddha yang tak terbilang banyaknya dari 10 penjuru dunia bersama-sama memuji dan menyanjung Ksitigarbha Bodhisattva, karena jasa-jasa Beliau yang demikian agung, mulia tak terkirakan. Sekalipun para Buddha dimasa lampau, masa sekarang dan masa yang akan datang memuji jasa-jasanya tak akan habis diceritakan. Yang Arya Bhagavan yang termulia, seperti Bhagavan ungkapkan terdahulu, bahwa Bhagavan beserta para hadirin ingin memuji dan menyanjung jasa-jasa Kditigarbha Bodhisattva. Demi para makhluk yang berada di di masa sekarang dan yang akan datang, mohon Yang Arya Bhagavan menerangkan jasa-jasa Ksitigarbha Bodhisattva yang tak terbayangkan itu agar para Dewa, Naga, kedelapan kelompok makhluk dapat menghormati dan mendapatkan kebahagiaan.”

Sang Buddha bersabda kepada Avalokitesvara Bodhisattva: “Engkau mempunyau Maha Hetupratyaya dengan makhluk di dunia Saha, Baik Dewa, Naga, lelaki, wanita, maupun makhluk-makhluk suci, hantu, bahkan makhluk hidup di 6 gatya. Mereka yang mendengar namamu, melihat Bodhirupangmu, mendambakanmu, memujamu, tidak akan mundur dari jalan Anuttara Samyak Sambodhi. Mereka akan selalu dilahirkan di Surga, menikmati kebahagiaan yang tiada taranya dan jika saatnya telah tiba, mereka akan tercatat sebagai calon Buddha. Kini engkau telah memiliki jiwa yang Maha Karuna dan Maha Maitri, mengasihi semua makhluk yang menderita serta Dewa, Naga dan ke 8 kelompok makhluk. Sekarang aku akan menjelaskan kepadamu semua tentang jasa-jasa Ksitigarbha Bodhisattva yang tidak terkirakan itu. Dengarkanlah baik-baik, aku akan memulia !”

“Yang Arya Bhagavan yang termulia, ceritakannlah, kami telah siap mendengarkan dengan baik !”

sang Buddha bersabda kepada Avalokitesvara Bodhisattva : “Pada masa sekarang atau yang akan datang, di berbagai dunia, jika terdapat dewa yang akan habis masanya, akan timbul 5 gejala buruk yang dapat mengakibatkan terjerumus ke alam kesengsaraan. Para Dewa semacam ini baik lelaki maupun wanita, jika mendapatkan gejala semacam itu, lalu mereka dapat kesempatan melihat gambar atau bodhirupang Ksitigarbha Bodhisattva, atau hanya dengan mendengar nama Beliau, kemudian menghormat kepada Beliau, maka keadaaan buruk para Dewa segera berubah, kebahagiaan Surga akan bertambah, menikmati kesenangan yang luar biasa dan takkan terjerumus kealam kesengsaraan selamanya ! Apa lagi setelah mereka mengetahui hal ini lalu mereka mengadakan puja bhakti kepada Ksitigarbha Bodhisattva dengan mempersembahkan bunga-bungaan, pakaian, makanan, minuman, berbagai permata, untaian ratna manikam dan saji-sajian lainnya. Maka jasa dan kebajikan yang akan diperoleh tidak terhingga.”

“Lagi, Yang Arya Avalokitesvara, pada masa sekarang atau yang akan datang, terdapat makhluk dalam 6 jalur kehidupan di berbagai dunia ini akan berakhir masa kehidupannya, lalu dapat mendengar nama Ksitigarbha Bodhisattva, maka umat tersebut akan terbebaskan dari 3 alam kesengsaraan ! Apalagi jika saat umat tersebut akan meninggal dunia, orang tuanya atau sanak keluarganya membuatkan sebuah gambar atau bodhirupang Ksitigarbha Bodhisattva dengan harta benda almarhum, dengan demikian almarhum akan dilahirkan di Surga. Atau umat tersebut telah lama mengidap penyakit, namun belum putus jiwa, mendapat kesempatan mendengar dan melihat sanak keluarganya sedang menggunakan harta bendanya untuk membuat atau melukis gambar Ksitigarbha Bodhisattva sebagai amal bhakti sipenderita, jika sekiranya sipenderita akan menerima hukuman karmanya dan mendapatkan penyakit berat, berkat jasa yang diperbuatnya itu sisakit akan ber-angsur-angsur sembuh dan umumnya akan bertambah panjang. Tapi sebaliknya, jika sipenderita tersebut telah sampai saatnya untuk menerima segala kesalahan dan karma buruknya, kini berkat jasanya membuat atau melukis gambar Ksitigarbha Bodhisattva, maka almarhum akan dilahirkan di Surga untuk menikmati kebahagiaannya dan segala karma buruk yang dimilikinya akan musnah !”

“Lagi, Yang Arya Avalokitesvara, pada masa yang akan datang, terdapat pria atau wanita, ketikaa mereka masih bayi menyusu, atau baru berumur 3 tahun atau 5 tahun atau masih di bawah 10 tahun, orang tuanya atau adik kakaknya telah meninggal dunia, kini mereka telah dewasa dan selalu merindukan orangtuanya atau adik kakaknya. Namun mereka tidak tahu di alam mana orangtuanya atau adik kakaknya berada.”

“Akan tetapi, jika siyatim piatu dapat membuat atau melukis gambar Ksitigarbha Bodhisattva atau hanya mendengar nama Beliau, lalu mengadakan puja bhakti selama satu sampai tujuh hari dengan setia, meskipun almarhum seharusnya menerima hukuman berat atas karmanya dulu, terjerumus ke alam kesengsaraan ber-kalpa-kalpa, kini berkat telah dibuatkan jasa-jasa yang demikian agung, maka almarhum tersebut, baik adik kakaknya maupun kedua orangtuanya, segera terbebaskan dari alam kesengsaraan itu dan dilahirkan di Surga untuk menikmati kebagahiaannya! Jika senadainya almarhum telah lama dilahirkan di Surga atau dunia manusia, karena berkat Karma Baik yang pernah diperbuat selama hidupnya, kini karena mendapat tambahan jasa dari siyatim piatu itu kebahagiaannya akan semakin bertambah. Kesenangan yang dinikmati tak terbatas. Jika si yatim piatu itu dengan sujud memuja Ksitigarbha Bodhisattva selama 3 hari atau 7 hari penuh terus menerus dengan menyebut nama Beliau hingga 10 ribu kali, maka Beliau akan menjelma menjadi sebuah tubuh yang maha besar tanpa batas (ananytayakaya) untuk menemui dan mengabarkan kepada si yatim piatu dimana dilahirkan keluarganya itu atau Beliau dengan daya Maha Prabhava datang dalam mimpi si yatim piatu dan mengajaknya pergi menengok keluarnya di berbagia dunia. Jika umat tersebut setelah menengok keluarganya, dan ia amat rajin menyebut nama Beliau tiap hari sebanyak 1000 kali hingga seribu hari terus menerus tanpa berhenti, maka Ksitigarbha Bodhisattva akan memerintahkan Dewa Bumi di tempat ia tinggal untuk melindunginya seumur hidup. Kehidupannya masa sekarang amat sejahtera, cukup sandang pangan, tiada penyakit atau penderitaan. Segala kemalangan takkan dapat masuk ke dalam rumahnya, apalagi menganggu dirinya. Karena rajinnya melaksanakan ibadat, akhirnya ia akan tercatat oleh Ksitigarbha Bodhisattva sebagai calon Buddha.”

“Lagi, Yang Arya Avalokitesvara,” Sang Buddha melanjutkan “pada masa yang akan datang, jika terdapat seorang putra atau putri yang berbudi, berhasrat mengembagkan Bodhicittanya untuk menolong umat manusia dari penderitaan, ingin mencapai Annutara Samyak Sambodhi; ingin membebaskan dirinya dari Triloka, supaya terlahir di alam Buddha, asalkan mereka melihat Bodhirupang Ksitigarbha Bodhisattva atau mendengar namaNya, lalu berlindung kepadaNya dengan sepenuh hati dan mengadakan puja bhakti dengan persembahan dupa, bunga-bungaan, permata, makanan dan minuman, mana cita-cita umat berbudi itu akan berhasil sempurna tiada kekurangan suatu apapun !”

“Lagi, Yang Arya Avalokitesvara, jika di masa yang akan datang, terdapat seorang pria atau wanita yang berbudi, berhasrat mewujudkan cita-citanya, usahanya yang banyaknya tak terbilang pada masa sekarang dan yang akan datang mereka hanya perlu berlindung kepada Ksitigarbha Bodhisattva dengan mengadakan puja bhakti, memuliakan namaNya serta jasa-jasanya. Dengan demikian segala permintaan dan cita-citanya akan terkabulkan sepenuhnya. Jika umat tersebut memohon lebih lanjut kepada Ksitigarbha Bodhisattva yang maha welas asih untuk melindungi mereka selama-lamanya, Ksitigarbha Bodhisattva akan datang dalam mimpinya menghibur dan mencatat mereka sebagai calon Buddha.”

“Lagi, Yang Arya Avalokitesvara, pada masa yang akan datang, jika terdapat seorang putra atau putri yang berbudi, sangat menghargai Sutra-sutra Mahayana dan menyatakan tekadnya untuk mempelajari dan memahami Sutra-sutra tersebut dengan bantuan seorang guru yang mahir, supaya segala yang dipelajarinya dapat diingat selalu tidak terlupakan. Namun segala yang dipelajarinya selalu terlupakan. Ber-bulan-bulan bahkan ber-tahun-tahun, tidak juga dapat meng-ingat-ingat apa yang telah dipelajarinya. Ini semua dikarenakan umat tersebut mempunyai karma buruk di masa yang lampau yang belum terhapuskan. Oleh karena itu mereka akan takkan dapat mengerti Sutra-sutra Mahayana yang dipelajarinya sehingga tidak mendapatkan faedah apa-apa. Umat semacam ini jika mendengar nama atau melihat Bodhi Rupang Ksitigarbha Bodhisattva lalu dengan sujud dan tulus hati menyatakan penyesalannya atas segala kejadian yang dialaminya dan mengadakan puja bhakti kepada Ksitigaarbha Bodhisattva dengan mempersembahkan dupa, bunga-bungaan, pakaian, barang-barang berharga dan sebagainya. Pada saat pemujaan akan dimulai, sediakannlah segelas air bersih dan letakkan di altarNya. Setelah selang satu hari satu malam, sipemuja menghormat Ksitigarbha Bodhisattva dengan merangkapkan kedua telapak tangan dan kemudian minumlah air tersebut dengan muka menghadap ke Selatan dengan rasa khidmat. Setelah itu pantang makan sayur yang berbau, daging dan alkohol, juga pantang campur dengan perempuan, berdusta, membunuh selama 7 hari 7 malam atau 21 hari. Putra putri yang berbudi tersebut dalam mimpinya akan bertemu dengan Ksitigarbha Bodhisattva dalam bentuk Anantayakaya dan mereka menerima Abhisecani (pemercikan air suci di kepala, wisuda). Setelah mereka bangun dari tidurnya, akan terasa ke 6 inderanya menjadi demikian tajam luar biasa. Sejak itu, Sutra-sutra yang di pelajarinya, baik dengan membacanya maupun mendengarnya selalu akan teringat dan takkan terlupakan selama-lamanya !”

“Lagi, Yang Arya Avalokitesvara, pada masa yang akan datang, jika terdapat umat manusia yang selalu mengalami kekurangan sandang pangan, meskipun mereka berjuang atau yang berpenyakitan saja, kehidupannya tidak cerah, atau keluarganya yang sering mendapat malapetaka, terpencar berpisahanm atau anggota keluarganya sering mengalami berbagai musibah atau sering merasa ketakutan diwaktu tidur hingga batinnya tidak merasa tenang. Umat yang semacam ini apabila mereka mendengarkan nama atau melihat bodhirupang Ksitigarbha Bodhisattva, lalu memberi hormat kepada Beliau serta menyebut namaNya, setelah ucapannya genap seribu kali, hal-hal yang tidak menyenangkan itu akan lenyap berangsur-angsur. Dan sejak itu rumah mereka akan aman tentram, sandang pangan akan berkecukupan. Dalam tidurpun mereka akan merasakan ketenangan, tiada lagi mimpi buruk yang menganggu dan hidup mereka akan terasa aman tentram.

“Lagi, Yang Arya Avalokitesvara, pada masa yang akan datang, jika terdapat seorang putra atau putri yang berbudi, karena mencari penghidupan atau karena keperluan umum atau pribadi, atau karena kelahiran atau kematian atau karena keperluan lain-lainnya yang mendesak, sehingga mereka harus keluar hutan, menempuh sungai dan laut bahkan perjalanan yang sangat berbahaya. Maka umat tersebut perlu sebelumnya menyebut nama Ksitigarbha Bodhisattva 10 ribu kali. Dengan demikian kemanapun umat tersebut pergi, akan selalu dilindungi oleh para Malaikat Bumi. Baik mereka sedang berdiam diri, duduk, tidur atau berjalan, mereka akan aman tentram. Sekalipun mereka bertemu dengan harimau, serigala, singa dan binatang berbisa lainnya, semuanya takkan dapat mencelakakannya.”

Sang Buddha bersabda kepada Avalokitesvara Bodhisattva : “Ksitigarbha Bodhisattva mempunyai hubungan bathin yang erat sekali dengan umat Jambudvipa. Jika ingin menceritakan jasa-jasa Beliau dengan usahaNya menyelamatkan umat manusia selengkapnya, sekalipun harus menghabiskan waktu sebanyak ratusan ribu Kalpa, takkan kunjung habis juga. Oleh karena itu Yang Arya Avalokitesvara, sebar luaskanlah Sutra ini dengan daya Maha Prabhavamu, agar semua umat di dunia Saha dapat menikmati kebahagiaan Dharma untuk selama-lamanya.”

Ketika itu Sang Buddha mengucapkan sebuah Gatha : Kekuatan Ksitigarbha Bodhisattva sungguh luar biasa Mengisahkannya jutaan kalpapun tak kunjung habis ! Mendengar, melihat dan menhormatiNya sesaat saja, Manfaatnya bagi Dewa manusia tak terbatas !

Baik pria, wanita maupun Dewa, Naga,
Yang akan terjerumus ke alam sengsara karena saatnya
tiba, Berkat berlindun kepada Ksatria sejati setulus hati,
Usia bertambah, karma beratpun lenyap musnah !
Semasa kecil kehilangan cinta kasih ayah bunda,
Entah mereka berada di alam mana,
Kakak Adik serta sanak keluarga.
Sejak lahir tak mengenal satu sama lain.
Dengan melukis gambar Ksatria Sejati,
Menghormat, memuja setulus hati,
3 atau 8 hari memuliakan namaNya,
Beliau menampakkan tubuh Anantayakaya !
Menunjukkan tempat sanak keluarganya berada.
Sekalipun telah terjerumus ke alam sengsara,
Dapat ditolongNya terbebas dari derita !
Jika saja setia percaya teguh tak tergoyahkan,
Kelak pasti akan tercatat sebagai calon Buddha !

Jika ingin mencapai Anuttara Samyak Sambodhi,
Hingga terbebaskan dari penderitaan Triloka,
Setelah tumbuh Bodhi Cittanya
Hormat dan pujalah dulu Ksatria sejati ini,
Segala cita-cita segera akan terkabul,
Tiada lagi Karma penghalang
Menuju kesadaran Agung !

Ada orang berhasrat mengaji Sutra Mahayana,
Ingin menyebrangkan umat ke pantai bahagia,
Meskipun tekad ini besar tidak terperikan,
Tiap menghafal terlupakan, waktu terbuang percuma,
Karena karma buruk terdahulu belum terhapuskan,
Tak teringat sebait gatha sekata Sutra.
Puja bhakti kepada Ksitigarbha Bodhisattva,
Dengan dupa, bunga, busana, makanan, minuman serta barang berharga.
Letakkan secawan air bersih di altar Ksatria sejati,
Satu hari satu malam kemudian minumlah dengan khidmatnya,
Setelah itu pantang daging, alkohol, dusta dan wanita.
Duapuluhsatu hari jangan membunuh sesama makhluk,
Sepenuh hati kenang Ksatria sejati.
Dalam mimpi akan berjumpa Ksitigarbha Bodhisattva anantayakaya,
Bangun dari mimpi keenam indera jernih bersih,
Sutra, Buddha Dharma tertanam dalam sanubari abadi,
Daya Prabhava Ksitigarbha Bodhisattva tidak terlukiskan,
Membuat orang demikian bijak dan bestari.

Umat yang menderita miskin papa lagi berpenyakit,
Kediamannya buruk sekali keluarganya meninggalkan pergi,
Atau selalu ketakutan di dalam mimpi,
Begitupula mengalami kegagalan ekonomi,
Pujalah Sang Ksitigarbha sepenuh hati,
Berangsur penderitaan akan lenyap sama sekali,
Mimpi yang buruk takkan mengganggu lagi,
Sandang pangan cukup selalu dilindungi Makhluk suci yang berbudi!

Jika harus mendaki gunung menuruni lembah, masuk hutan
rimba mengarungi lautan lepas,
Bertemu satwa luas lagi dihadang orang jahat,
Atau datang lagi Setan, Iblis, serta Badai Ganas,
Segala rintangan dan berbagai penderitaan,
Ingatlah Ksitigarbha Bodhisattva sebelum berangkat,
Pujalah Beliau dengan tulus ikhlas penuh khidmat,
Meskipun berada dalam kesulitan maha luar biasa,
Sekejap sirna lenyap semua berkat Buddha Dharma.

Dengarlah baik-baik, Yang Arya Avalokitesvara!
Daya Prabhava Ksitigarbha Bodhisattva tak terperikan,
Menyelamatkan uamt manusia tak terbilangkan!
Jutaan kalpa dikisahkan tidak akan habis,
Sebarkanlah Maha Pranidhana Beliau ke seluruh alam semesta!

Bila terdapat umat yang dapat mendengar namaNya,
Melihat bodhirupangNya, memuja dengan dupa, bunga, pangan dan jubah.
Akan menikmati pahalanya hingga jutaan masa!
Bila jasa-jasa pemujaan disalurkan kepada makhluk hidup,
Akan terbebaskan dari penderitaan kelahiran dan kematian.
Mencapai tepian Nirvana - menjadi Buddha.
Oleh karena itu Yang Arya Avalokitesvara,
Ketahuilah Ksitigarbha Bodhisattva demikian Maha Welas Asihnya
Demikian besar tekadnya, Maha Prabhava tidak terlukiskan.
Sampaikan ini semua kepada makhluk hidup yang berada di
Berbagai Dunia yang banyaknya bagaikan butiran pasir Sungai Gangga.
Agar mereka semua mengetahui dan percaya
sedalam-dalamnya sehingga memperoleh kebahagiaan Dharma yang sejati!

Sutra Tentang Bodhisattva Ksitigarbha BAB XI

Bab 11
Varga Dewa Bumi Sang Prthivi Pelindung Dharma


Ketika itu Dewa Bumi Sang Prthivi berkata kepada Sang Buddha: “Yang Arya Bhagavan yang termulia, sejak dahulu kala aku menghormat dan memuja Bodhisattva Mahasattva yang tak terbilang banyaknya. Mereka semua memiliki kesaktian dan kebijakan yang tak terkirakan dalam usaha menyelamatkan umat manusia dari penderitaan. Sungguhpun demikian, dibandingkan dengan Bodhisattva Mahasattva yang lain, kiranya hanya Ksitigarbha Bodhisattva saja yang memiliki Pranidhana yang dalam dan luhur!”

“Yang Arya Bhagavan yang termulia, Ksitigarbha Bodhisattva ini mempunyai Hetupratyaya terhadap umat Jambudvipa. Sebagaimana halnya dengan Manjusri, Samanta Bhadra, Avalokitesvara dan Maitreya Bodhisattva, merekapun menjelmakan dirinya ratusan ribu bentuk untuk menolong makhluk yang berada dalam 6 Gatya kehidupan. Namun demikian janji suci mereka terbatas. Hanya Ksitigarbha Bodhisattva dalam menyelamatkan semua makhluk dalam 6 Gatya kehidupan memberikan janji sucinya yang luas tak terbatas. Jika dihitung dengan kalpa, bagaikan ratusan ribu koti butiran pasir sungai Gangga.”

“Yang Arya Bhagavan yang termulia, menurut pendapatku, umat manusia yang berada di masa sekarang atau di masa yang akan datang, apabila mereka dapat menyediakan satu tempat yang bersih di sebelah selatan dalam rumahnya, kemudian membuat ruang dari tanah, batu, bambu atau kaya dan letakkanlah Bodhirupang Ksitigarbha Bodhisattva yang terbuat dari emas atau perak atau tembaga atau dari besi. Tiap hari dihormati dan dipuja dengan dupa, sambil memuliakan namaNya dan jasa-jasaNya. Tempat pemukiman pemuja itu menjadi selamat sentosa dan mendapatkan 10 keuntungan:


  1. Tanah atau kebunnya menjadi subur akan menghasilkan panen yang melimpah.
  2. Sekeluarga akan sehat selalu, rumahnya aman tentram.
  3. Leluhurnya, orangtua dan keluarganya yang almarhum akan dilahirkan di surga.
  4. Keluarga yang masih ada akan mendapatkan keberuntungan dan panjang usia.
  5. Segala permohonan akan terpenuhi.
  6. Terhindar dari musibah banjir dan kebakaran.
  7. Terhindar dari segala kerugian dan pemborosan, selalu tercukupi.
  8. Tidak ada mimpi buruk mengganggu.
  9. Selalu dilindungi para Dewa Bumi dan dewa Surga.
  10. Selalu bertemu dan dibantu para suciwan yang bijak hingga sipemuja mudah mencapai kebodhian.
“Yang Arya Bhagavan yang termulia, pada masa yang akan datang atau masa sekarang, jika para umat dapat membuat altar Ksitigarbha Bodhisattva dan rajin mengadakan puja bhakti di depan Bodhirupangnya, sipemuja akan memperoleh 10 keberuntungan yang tersebut di atas!”

“Yang Arya Bhagavan yang termulia,”Sang Prthivi melanjutkan katanya: ”Pada masa yang akan datang, jika terdapat putra putri yang berbudi, tersedia Sutra suci ini serta gambar atau Bodhirupang Ksitigarbha Bodhisattva dalam rumahnya, dan mereka rajin mengadakan puja bhakti kepada Beliau serta rajin membaca Sutranya sipemuja ini akan kulindungi siang malam dengan daya Prabhava-ku sehingga terhindar dari musibah banjir dan kebakaran, pencurian dan perampokan. Semua kejadian yang malang besar dan kecil akan musnah sama sekali!”

Sang Buddha bersabda kepada Sang Dewa Bumi Prthivi “Engkau memiliki daya maha Prabhava yang jarang dimiliki oleh para dewa lainnya. Apa sebabnya? Sebab sejauh ini engkau melindungi seluruh bumi yang berada di Jambudvipa. Bahkan rumput, pohon, pasir, batu, padi, rami, bambu, kumpai, palawija, logam, permata dan lain-lainnya yang berada di bumi Jambudvipa ini berkat kekuatanmu semua menjadi subur, makmur, dan sejahtera. 


Apalagi engkau sering menyanjung dan memuji jasa-jasa dan kebajikan Ksitigarbha Bodhisattva. Sunggu, jasa-jasamu, daya prabhavamu menlampaui para dewa Bumi ratusan ribu kali lipat! Jika di masa yang akan datang terdapat putra putri yang berbudi, melakukan puja bhakti dengan khidmat kepada Ksitigarbha Bodhisattva serta rajin membaca Sutranya, juga yang setia melakukan ibadat berdasarkanj Sutra Ksitigarbha ini, engkau harus melindungi semuanya dengan daya Maha Prabhavamu. Sehingga mereka terhindar dari segala macam bencana. Segala hal-hal yang tidak menyenangkan, jangan sampai terdengar oleh mereka sehingga mereka bingung, apalagi menyebabkan mereka mereka menderita. 

Bukan saja engkau seorang diri harus melindungi mereka, tapi juga Raja Sakra, Raja Maha Brahmana dan para Dewata beserta keluarganya dari berbagai Surga harus membantu melindungi mereka. Mengapa demikian? Sebab mereka dengan hati sujud tulus iklas memuja Ksitigarbha Bodhisattva, dengan rajin membaca sutraNya dan melakukan ibadat menurut sutraNya. Dengan sendirinya mereka akan terbebaskan dari laut penderitaan dan mencapai kebahagiaan Nirvana. Itulah sebabnya mereka perlu dilindungi.”

Sutra Tentang Bodhisattva Ksitigarbha BAB X

Bab 10
Varga perbandingan Jasa-Jasa Berdana.


Ketika itu Ksitigarbha Bodhisattva berkat Prabhava Sang Buddha, bangkit dari tempat duduknya dan bersujud di hadapan Sang Buddha seraya berkata:” Yang Arya Bhagavan yang termulia ! Menurut pengamatanku umat manusia yang telah mengamalkan jasanya dengan berdana, mendapatkan pahalan yang ber-lain-lainan. Ada yang menikamti kebahagiaan hanya satu kali kehidupan, ada yang sampai 10 kali, bahkan sampai ratusan dan ribuan kali. Mengapa perbedaannya demikian jauh ? Mohon Sang Bhagava sudi menerangkan sebabnya kepada kami.”

Sang Buddha bersabda kepada Ksitigarbha Bodhisattva :”Kebetulan kita semua berada dalam pertemuan agung di istana Trayastrimsa, aku akan menjelaskan bagaimana umat di Jambudvipa itu berdana serta perbedaan dan perbandingan jasa-jasa besar kecil yang dihasilkan. Dengarkanlah baik-baik, aku akan memulai.”

Ksitigarbha Bodhisattva kemudian berkata kepada Sang Buddh: ”Katakanlah O, Bhagavan, Sungguh, hal itu masih meragukan, aku ingin mengetahui pa sebabnya.”

Sang Buddha bersabda kepada Ksitigarbha Bodhisattva :”Seperti diketahui, bahwa di dunia Jambudvipa itu terdapat banyak raja-raja, menteri-menteri dan pegawai negeri, Maha Grhapati, Maha Ksatria, Maha Brahmana dan sebagainya. Seandainya mereka bertemu dengan umat yang miskin merana, bahkan bertubuh cacad, bisu, tuli, buta dan sebagainya, bila ketika mereka hendak berdana, mereka dapat bersikap ramah, disertai senyuman memberikan sedekah itu dengan tangan sendiri atau menyuruh orang melakukannya dengan lemah lembut. Maka pahala yang akan diperoleh Sang Raja atau menteri dan lain-lainnya itu akan sama banyaknya dengan berdana kepada Buddha yang banyaknya bagaikan butiran pasir ratusan Sungai Gangga!”

“Mengapa pahala yang diperoleh mereka demikian besarnya ? Disebabkan karena Sang Raja, para menteri dan sebagainya dengan jiwa yang welas asih memberikan dananya kepada para umat yang hina diri serta cacat tubuh, maka mereka memperoleh imbalan yang demikian agung, hingga ratusan ribu kelahiran memiliki Saptaratna yang sempurna, apalagi sandang dan pangan!”

“Ada lagi, Yang Arya Ksitigarbha, Seandainya para raja dan Brahmana yang berada dimasa yang akan datang, jika mereka bertemu dengan Vihara, Stupa atau Buddha Rupang, Bodhisattva Rupang, Sravaka dan Pratyekabuddha rupang, lalu mereka merawatnya sehingga orang dapat melakukan puja bhakti, pemujaan semacam ini adalah berdana maha besar. Maka para Raja dan sebagainya akan dilahirkan di Surga Trayastrimsa menjadi Raja Sakra dan ia akan menikmati kebahagiaan Surga sampai 3 kalpa ! Jikalau Sang Raja tersebut menyalurkan jasa-jasa yang diperolehnya tadi kepada para makhluk yang berada diselurh Dharmadhatu, maka para Raja dan sebagainya ini akan menjadi Maha Brahma Raja selama 10 kalpa !”

“Ada lagi, Yang Arya Ksitigarbha, Seandainya para Raja, Brahmana dan sebagainya bertemu dengan Stupa, Vihara, Gambar Buddha atau Buddha rupang serta Sutra-sutra Buddha sebagai peninggalan jaman dahulu, lalu mereka memperbaiki, memelihara dengan kekuatan sendiri atau dilakukan bersama-sama dengan orang lain hingga ratusan ribu orang, berdana secara demikian itu akan mendapatkan rahmat Buddha. Maka Sang Raja dan sebagainya dalam ratusan ribu kelahiran akan menjadi Raja Cakravartin. Sedangkan pembantu lain dalam berdana demikian itu akan menjadi raja kecil. Apalagi jika Sang Raja serta pembantunya dapat menyalurkan jasa-jasanya kepada semua makhluk hidup, imbalan jasa-jasanya sungguh besar tidak terbayangkan.”

“Adalagi, Yang Arya Ksitigarbha, pada masa yang akan datang, jika terdapat para raja serta Brahmana dan sebagainya, bertemu dengan orang tua, yang sakit dan yang melahirkan, sesaat itu merasa iba dan memberikan obat-obatan, makanan minuman serta tempat tidur sehingga mereka merasa selamat sentosa. Jasa-jasa seperti ini teramat agung dan tak terkatakan. Dalam masa 100 kalpa, sang Raja dan sebagainya akan menjadi penguasa di Surga Suddhavasa, kemudian menjadi Penguasa di Sad Karmadhatu dan akhirnya mereka akan menjadi Buddha, tak akan terjerumus ke alam kesengsaraan untuk se-lama-lamanya, bahkan dalam ratusan ribu kelahiran mereka takkan mendengar suara kesedihan.”

“Ada lagi, Yang Arya Ksitigarbha, pada masa yang akan datang, jika terdapat para raja serta Brahmana dan sebagainya dapat berdana seperti yang tersebut, mereka akan mendapatkan kebahagiaan yang luar biasa, apa lagi jika jasa-jasanya disalurkan kepada semua makhluk hidup di alam semesta, baik sedikit maupun banyak, mereka akhirnya akan menjadi Buddha. Apalagi manjadi Raja Cakravartin, Raja Sakra, Raja Maha Brahmana dan sebagainya. Oleh karena itu Yang Arya Ksitigarbha, nasehatilah semua makhluk hidup agar mereka mau berdana demikian itu dan menyalurkan semua jasa-jasanya kepada semua makhluk hidup supaya kita semua menjadi Buddha kelak.”

“Lagi, Yang Arya Ksitigarbha, pada masa yang akan datang, jika terdapat putra-putri yang berbudi yang dapat menanamkan kebajikan dibidang Buddha Dharma, sekalipun kebaikannya itu hanya seujung rembut atau sebutir debu, namum buah yang akan diterimanya nanti sungguh sukar diperkirakan.”

“Lagi, Yang Arya Ksitigarbha, pada masa yang akan datang, jika terdapat putra putri yang berbudi dapat berdana atau memuja rupang atau gambar-gambar para Buddha, Bodhisattva, Pratyekabuddha atau Raja Cakravartin dan sebagainya, mereka akan memperoleh kebahagiaan yang tak terbatas dan selalu dilahirkan di Surga atau di dunia manusia untuk menikmati pahala besar mereka. Akan tetapi, jika jasa-jasa yang diperoleh mereka itu semua disalurkan kepada para makhluk hidup di alam semesta atau Dharmadhatu, maka pahala yang akan mereka peroleh nanti sungguh besar sekali tidak terbayangkan.”

“Lagi, Yang Arya Ksitigarbha, pada masa yang akan datang, jika terdapat putra putri yang berbudi, mendapatkan Sutra Mahayana atau mendengarkan satu Graha atau satu perkataan dari Sutra itu, lalu timbul rasa hormat untuk memujinya dengan khidmat atau berdana dengan mencetak dan menyebarkanluaskan Sutra tersebut, maka orang yang berbudi ini akan memperoleh pahala besar sekali. Jika jasa-jasanya disalurkan kepada para makhluk di alam semesta akan mendapatkan kebahagiaan yang luar biasa dan tidak terbayangkan.”

“Lagi, Yang Arya Ksitigarbha, pada masa yang akan datang, jika terdapat putra putri yang berbudi, bertemu dengan Stupa, Vihara atau menemukan Sutra Mahayana dan sebagainya yang masih baru dan utuh, lalu mereka memuja, memelihara atau menghormati dengan sujud, atau penemuan mereka itu sudah lama, lapuk dan rusak, kemudian diperbaiki hingga utuh baik kembali, hal itu baik dilakukan sendiri atau be-ramai-ramai dengan orang lain. Maka putra-putri yang berbudi itu akan mendapat kesempatan 30 kali kelahiran sebagai raja kecil. Jika pekerjaan yang mulia ini dikerjakan oleh seorang Danapati, maka ia akan menjadi seorang Raja Cakravartin dan selalu dengan kebajikan-kebajikan membimbing para raja kecil.”

“Lagi, Yang Arya Ksitigarbha, pada masa yang akan datang, jika terdapat putrs putri yang berbudi, pernah beramal dengan berdana atau memuja atau memperbaiki stupa, vihara, kitab berisi Sutra-sutra, sekalipun akar kebaikan yang telah ditanamkan ini hanya seujung rambut, sebutir debu atau pasir atau setetes air, disalurkan kepada makhluk hidup di alam semesta atau Dharmadhatu, mereka akan menikmati pahalanya hingga ratusan ribu kelahiran. Akan tetapi jika jasa-jasanya disalurkan kepada sanak saudaranya atau saudaranya atau diri sendiri saja, pahala yang akan dinikmati hanya 3 kali keahiran. Janganlah melepas pahala yang maha besar dengan mendapatkan pahala yang kecil. Demikianlah Yang Arya Ksitigarbha, hukum berdana itu sangat menakjubkan !”

Sutra Tentang Bodhisattva Ksitigarbha BAB IX

Bab 9
Varga Manfaat Menyebut Nama Buddha.


Ketika itu Bodhisattva Mahasattva Ksitigarbha berkata kepada Sang Buddha: "Yang Arya Bhagavan yang termulia, sekarang aku ingin menguraikan suatu cara yang mudah dan bermanfaat bagi para umat di masa yang akan datang, agar mereka dapat memanfaatkannya dalam menghadapi kelahiran dan kematian yang mereka alami dari masa ke masa!"
Sang Buddha bersabda kepada Ksitigarbha Bodhisattva : "Yang Arya Ksitigarbha, kini engkau akan menampilkan rasa welas asihmu yang maha agung untuk menolong semua makluk menderita yang masih berada di 6 jalur kehidupan. Penjelasan akan cara-cara yang mudah itu kini tepat pada waktunya. Uraikanlah secepatnya. Beberapa saat lagi aku akan memasuki Parinirvana dan apabila cita-citamu telah tercapai, aku takkan kuatir lagi akan para umat yang berada di masa sekarang dan masa yang akan datang."

Ksitigarbha Bodhisattva berkata kepada Sang Buddha : "Yang Arya Bhagavan yang termulia, pada masa Asankyeya Kalpa yang tak terbilang itu terdapat seorang Buddha, bernama Anantakayah Tathagata. Apabila terdapat seorang pria atau wanita mendengar nama Buddha tersebut lalu bangkit rasa hormat dalam hatinya, maka pria atau wanita itu dapat menghapus karma Janmamarana sebanyak 40 kalpa. Jika mereka dapat membuat atau melukis gambar Buddha tersebut untuk puja bhakti, mereka akan memperoleh kebahagiaan yang tak terbatas."

"Adalagi, pada masa dahulu kala lamanya bagaikan butiran pasir Sungai Gangga, terdapat seorang Buddha yang bernama Ratnakara Tathagata. Jika terdapat seorang pria atau wanita mendengar nama Buddha tersebut dan serta merta berhasrat berlindung kepada Beliau dan memuliakan namaNya, dalam menuntut kesadaran Bodhi, mereka akan mencapai Anuttara Samyaksambodhi !"

"Adalagi, pada masa yang silam terdapat seorang Buddha yang bernama Padmajina Tathagata. Apabila terdapat seorang pria atau wanita mendengar nama Beliau, lalu terus meng-ingat-ingat dalam hati, maka umat tersenbut akan mendapatkan kesempatan dilahirkan di Devaloka ke 6 (Paranirmitavasavartin) sebanyak 1000 kali. Apalagi jika mereka dapat menyebut namaNya dengan sepenuh hati, mereka akan cepat mencapai ke-Buddha-an."

"Lagi, pada masa Asankyeya Kalpa yang tak terbilang, terdapat seorang Buddha yang bernama Simhanada Tathagata, jika terdapat seorang pria atau wanita mendengar namaNya, lalu timbul hasrat ingin berlindung kepadaNya, maka umat tersebut akan bertemu dengan para Buddha yang akan menyentuh ubun-ubunnya dan mencatatnya sebagai calon Buddha dikemudian hari."

"Lagi, pada masa lampau, terdapat seorang Buddha yang bernama Krakucchandah Buddha. Apabila terdapat seorang pria atau wanita mendengar nama Beliau menghormati memuliakan namaNya maka umat tersebut akan memperoleh kesempatan menjadi Raja Maha Brahma dan tercatat sebagai calon Buddha pada pertemuan Seribu Buddha pada masa Bhadrakalpa."

"Lagi, pada masa yang lampau afa seorang Buddha yang bernama Vipasyin Buddha, jika terdapat seorang pria atau wanita yang mendengar namaNya dan memuliakan namaNya, mereka akan selalu dilahirkan di Surga atau di dunia manusia, serta akan menikmati kebahagiaan yang luar biasa."

"Lagi, pada masa yang tak terbilang bagaikan butiran pasir Sungai Gangga, terdapat seorang Buddha yang bernama Prabhutaratna Tathagata. Jika terdapat seorang pria atau wanita mendengar namaNya, lalu memuliakan namaNya, maka umat berbudi itu tak akan terjerumus ke dalam alam kesedihan, tapi ia akan dilahirkan di berbagai Surga untuk menikmati kebahagiaan!"

"Lagi, pada masa yang lampau terdapat seorang Buddha yang bernama Ratnaketu Tathagata. Jika terdapat seorang pria atau wanita mendengar namaNya, lalu timbul rasa hormat dan memuliakanNya, maka tidak selang berapa lama, mereka akan mencapai tingakatan Arahat."

"Lagi, pada masa Asankyeya Kalpa yang silam terdapat seorang Buddha yang bernama Kasayadhvaja Tathagata. Jika terdapat seorang pria atau wanita mendengar namaNya serta memuliakan namaNya, akibat katma dari Tumimbal lahir dan kematian akan dihapus hingga 100 kalpa."

"Lagi, pada masa yang lampau terdapat seorang Buddha yang bernama Mahabhijnagiriraja Tathagata. Jika terdapat seorang pria atau wanita mendengar namaNya dan memuliakanNya, maka mereka akan berjumpa dengan Buddha yang banyaknya bagaikan butiran pasir Sungai Gangga dan mereka akan dapat mendengarkan khotbah-Nyza hingga mencapai kesadaran Bodhi!"
Ksitigarbha Bodhisattva melanjutkan : "Yang Arya Bhagavan yang termulia, para Buddha di masa lampau yang pernah bertugas di dunia ini masih banyak sekali seperti :

Suddhacandra Buddha,
Giriraja Buddha,
Jnanabhibhu Buddha,
Vimalakirtiraja Buddha,
Prajnasiddhi Buddha,
Anuttara Buddha,
Manjughosa Buddha,
Candraparipurna Buddha,
Candramukha Buddha, dan sebagainya.


"Yang Arya Bhagavan yang termulia, semua makhluk yang berada dimasa sekarang atau masa yang akan datang, baik dewa maupun manusia, lelaki atau manusia, lelaki atau wanita, bila mereka dapat menyebut salah satu nama Buddha, mereka akan mendapatkan kebajikan yyang tiada bandingnya. Apalagi jika mereka dapat menyebut nama para Buddha. Umat yang demikian itu mendapatkan banyak sekali manfaat ; baik saat mereka lahir maupun ketika mereka meninggal dunia, mereka takkan terjerumus ke alam kesengsaraan, tapi akan menikmati kebahagiaan !"

"Lagi, Yang Arya Bhagavan yang termulia, jika terdapat seseorang yang akan meninggal dunia, pada saat itu seluruh anggota keluarga atau hanya seorang saja me-nyebut-nyebut nama Buddha dengan suara lantang secara berulang-ulang, karma berat Pancanantarya yang dilakukan almarhum pada masa hidupnya akan mendapat kesempatan terhapus, sedangkan karma buruk yang ringan-ringan akan habis terhapuskan. Akan tetapi berkat bantuan orang yang me-nyebut-nyebut nama Buddha (Amitabha) ber-ulang-ulang, sekalipun almarhum mempunyai karma buruk Pancanantarya yang berat akan mengahruskannya terjerumus kealam Neraka dengan masa ratusan ribu kalpa, akan mendapat kesempatan terhapuskan dengan lambat laun dan ber-angsur-angsur. Apalagi jika seseorang akan meninggal dunia dan ia dapat me-nyebut-nyebut nama Buddha, maka ia akan mendapatkan kebahagiaan yang tak terbatas dan terhapuskanlah segala karma buruknya."
 
Blogger Templates