Social Icons

Wednesday, July 6, 2016

Ketuhanan Yang Maha Esa Dalam Agama Buddha

Daftar Isi:
•  Ketuhanan Yang Maha Esa dalam Agama Buddha
•  Alam semesta
•  Kejadian bumi dan manusia
•  Kehidupan manusia di alam semesta
•  Kiamat
•  Keselamatan dan kebebasan
•  Maha Brahma
------------------------------------------------------------------------------------------------------------
 
Ketuhanan Yang Maha Esa
Dalam Agama Buddha
 
"Ketahuilah para Bhikkhu bahwa ada sesuatu Yang Tidak Dilahirkan, Yang Tidak Menjelma, Yang Tidak Tercipta, Yang Mutlak.
Duhai para Bhikkhu, apabila Tidak ada Yang Tidak Dilahirkan, Yang Tidak Menjelma. Yang tidak Diciptakan. Yang Mutlak, maka Tidak akan mungkin kita dapat bebas dari kelahiran. penjelmaan, pembentukan, pemunculan dari sebab yang lain. 

tetapi para Bhikkhu, karena ada yang Tidak Dilahirkan, Yang Tidak Menjelma, Yang Tidak Tercipta, Yang Mutlak, maka ada kemungkinan untuk bebas dari kelahiran, penjelmaan, pembentukan, pemunculan dari sebab yang lain."
Ungkapan di atas adalah pernyataan dari Sang Buddha yang terdapat dalam Sutta Pitaka. Udana VIII : 3. yang merupakan konsep Ketuhanan Yang Mahaesa dalam agama Buddha. Ketuhanan Yang Mahaesa dalam bahasa Pali adalah "Atthi Ajatam Abhutam Akatam Asamkhatam" yang artinya "Suatu Yang Tidak Dilahirkan, Tidak Dijelmakan. Tidak Diciptakan dan Yang Mutlak". Dalam hal ini. Ketuhanan Yang Mahaesa adalah suatu yang tanpa aku (anatta). Y ang tidak dapat dipersonifikasikan dan yang tidak dapat digambarkan dalam bentuk apa pun. tetapi dengan adanya Yang Mutlak. yang tak berkondisi (asamkhata) maka manusia yang berkondisi (samkhata) dapat mencapai kebebasan dari lingkaran kehidupan (samsara) dengan cara bermeditasi

Dengan membaca konsep Ketuhanan Yang Mahaesa ini. kita dapat melihat bahwa konsep Ketuhanan dalam agama Buddha adalah berlainan dengan konsep Ketuhanan Yang diyakini oleh agama-agama lain. Perbedaan konsep tentang Ketuhanan ini perlu ditekankan di sini. sebab masih banyak umat Buddha yang mencampuradukkan konsep Ketuhanan dalam agama Buddha dengan konsep Ketuhanan menurut agama-agama lain. sehingga hanyak umat Buddha yang menganggap bahwa konsep Ketuhanan dalam
agama Buddha adalah sama dengan konsep Ketuhanan dalarn agama-agama lain hal inilah yang menjadi dasar penulisan ini.

Bila kita mempelajari ajaran agama Buddha seperti yang terdapat dalam kitab suci Tipitaka. maka bukan hanya konsep Ketuhanan yang berbeda dengan konsep Ketuhanan dalarn agama lain. tetapi banyak konsep lain yang tidak sama Pula Konsep-konsep agama Buddha yang berlainan dengan konsep-konsep dari agama lain antara lain adalah konsep-konsep tentang : Alam Semesta. Kejadian Bumi dan Manusia. Kehidupan Manusia di Alam Semesta. Kiamat dan Keselamatan atau Kebeba-san.

ALAM SEMESTA ,

Menurut pandangan Buddhis. alam semesta ini luas sekali . Dalam alam semesta terdapat banyak tata surya yang . jumlahnya tidak dapat dihitung. Hal ini diterangkan oleh Sang Buddha sebagai jawaban alas pertanyaan bhikkhu Ananda dalarn Angutara Nikaya sebagai herikut :

Ananda- apakah kau pemah mcndengar tentang seribu culanika loka
dhatu (tata surya kecil) ? Ananda. sejauh matahari dan bulan berotasi pads garis orbitnya. dan sejauh pancaran sinar matahari dan bulan di angkasa. sejauh itulah luas seribu tata surya Di dalarn seribu tata surya terdapat seribu matahari. seribu bulan. seribu Sineru. seribu Jambudipa seribu Aparayojana. seribu Uttarakuru. seribu Pubbavidehana
Inilah. Ananda, yang dinamakan seribu tata surya kecil (sahassi culanika lokadhatu).

Ananda. seribu kali sahassi culanika lokadhatu dinamakan "Dvisahassi MAjjhimanika lokadhatu". Ananda. seribu kali Dvisahassi majjhimanika lokadhatu dinamakan "Tisahassi Mahasahassi Lokadhatu".
Ananda bilamana Sang Tathagata mau. maka la dapat memperdengarkan suara-Nya sampai terdengar di Tisahassi mahasahassi lokadhatu atau melebih itu lagi.

Sesuai dengan kutipan di atas dalam sehuah Dvisahassi Majjhimanika lokadhatu terdapat 1000 x 1000 = 1,000 000 tata surya. sedangkan dal am Tisahassi Mahasahassi lokadhatu terdapat I 000.000 x 1000 = 1.000.000 000 tata surya. Alain semesta bukan hanya terbatas pada satu milyar tata surya Saja. tetapi masih melampauinya lagi.

KEJADIAN BUMI DAN MANUSIA

Terjadinya bumi dan manusia merupakan konsep yang unik Pula dalam agama Buddha. khususnya tentang manusia pertama yang muncul di bumi kita ini bukanlah hanya seorang atau dua orang.tetapi banyak. Kejadian bumi dan manusia pertama di bumi ini diuraikin oleh Sang Buddha dalarn Digha Nikaya. Agganna Sutta dan Brahmajala Sutra. Tetapi di bawah ini hanya uraian dari Agganna Sutta yang akan diterangkan.

Vasettha. terdapat suatu saat. cepat atau lambat. setelah suatu masa yang lama sekali. ketika dunia ini hancur. Dan ketika hal ini terjadi. Umumnya mahkluk-mahkluk terlahir kembali di Abhassara (alam cahaya): di sana mereka hidup dari ciptaan batinnya (mano maya), diliputi kegiuran memiliki tubuh yang bercahaya.me layang-layang di angkasa, hidup dalam kemegahan Mereka hidup demikian dalam masa yang lama sekali. Pada waktu itu (bumi kita ini ) semuanya terdiri dari air. gelap gulita Tidak ada matahari atau bulan yang nampak. tidak ada bintang bintang maupun konstelasi-konstelasi yang keliatan Siang maupun malam helumada..... .. laki-laki maupun wanita belum ada. Makluk-makluk hanya dikenal sebagai makluk-makhluk saja 

Vasettha. cepat atau lambat setelah suatu masa yang l a ma sekali bagi makluk-makluk tersebut.tanah dengan sarinya muncul keluar dari dalam air . Sama seperti bentuk-bentuk, buih (busa) di permukaan nasi susu masak yang mendingin. Demikianlah munculnya tanah itu tanah itu memiliki warna. bau dan rasa Sama seperti dadi susu atau mentega murni demikianlah warna tanah itu: sama seperti madu tawon murni. Demikianlah manis tanah itu Kem u dian. Vasettha. di antara mahluk­ mahluk yang memiliki sifat serakah (lolajatiko) berkata 'O apakah ini ? Dan mencicipi sari tanah itu dengan jarinya. Dengan mencicipinya maka ia diliputi oleh sari itu, dan nafsu keinginan masuk dalam dirinya. Mahluk-mahluk lainnya mengikuti contoh perbuatannya. mencicipi sari tanah itu dengan jari-jari mahluk-mahluk itu mulai makan sari tanah, memecahkan gumpalan-gumpalan sari tanah tersebut dengan tangan mereka. 

Dan dengan melakukan hal ini. cahaya tubuh mahluk-mahluk itu lenyap. Dengan lenyapnya cahaya tubuh mereka. maka matahari. bulan. bintang-bintang dan konstelasi-konstelasi nampak……… siang dan malam terjadi. Demikianlah.Vasettha. sejauh itu bumi terbentuk kembali.
Vasettha. selanjutnya mahluk-mahluk itu menikmati sari tanah. memakannya. hidup dengannya, dan berlangsung demikian dalam masa yang lama sekali. 

Berdasarkan atas takaran yang mereka makan itu. maka tubuh mereka menjadi padat. dan terwujudlah berbagai macam bentuk tubuh. Sebagian mahluk memiliki bentuk tubuh yang indah dan sebagian mahluk memiliki bentuk tubuh yang buruk. Dan karena keadaan ini. mereka yang memiliki bentuk tubuh yang indah memandang rendah mereka yang memiliki bentuk tubuh yang buruk….. maka sari tanah itupun lenyap ........... .... ketika sari tanah lenyap muncullah tumbuhan dari tanah
(bhumipappatiko). 


Cara tumbuhnya seperti cendawan…….. Mereka menikmati, mendapatkan makanan. hidup dengan tumhuhan yang muncul dari tanah tersebut. dan hal ini berlangsung demikian dalam masa yang lama sekali . . (seperti diatas) Sementara mereka bangga Akan keindahan diri mereka. mereka menjadi sombong dan congkak. maka tumbuhan yang muncul dari tanah itu pun lenyap. 

Selan j utnya tumbuhan menjalar (badalata) m u ncul ……. warnanya seperti dadi susu
atau mentega murni. manisnya seperti madu tawon murni . Mereka menikmati. mendapatkan makanan dan hidup dengan tumbuhan menjalar itu maka tubuh mereka menjadi lebih padat. dan perbedaan
bentuk tubuh mereka nampak, lebih jelas: sebagian nampak indah dan sebagian nampak buruk. Dan karena keadaan ini. maka mereka yang memiliki bentuk tubuh indah memandan g rendah mereka yang memiliki bentuk tubuh buruk Sementara mereka bangga akan keindahan tubuh mereka sehingga menjadi sombog dan congkak. maka tumbuhan menjalar itupun lenyap .


Kemudian Vasettha. ketika tumbuhan menjalar lenyap ... . muncullah tumbuhan padi (sali) yang masak di alam terbuka, tanpa dedak dan sekam harum . dengan bulir-bulir yang bersih Pada sore hari mereka mengumpulkan dan membawanya untuk makan malam. pada keesokan paginya padi itu telah tumbuh dan masak kembali. Bila pada pagi hari mereka mengumpulkan dan membawanya untuk makan siang. maka pada sore hari padi tersebut telah tumbuh dan masak kembali. demikian terus menerus padi itu muncul

Vasettha. selanjutnya mahluk-mahluk itu menikmati padi (masak) dari alam terbuka mendapatkan makanan dan hidup dengan tumbuhan padi tersebut. dan hal ini berlangsung demikian dalam masa yang lama se kali Berdasarkan atas takaran yang mereka nikmati dan makan itu. maka tubuh mereka tumbuh lebih padat. dan perbedaan bentuk mereka nampak jelas. Bagi wanita nampak . jelas kewanitannya (itthilinga) dan bagi laki-laki nampak jelas kelaki-lakiannya (purisalinga). Kernudian wanita sangat memperhatikan tenting keadaan laki-laki. dan laki-laki pun sangat memperhatikan keadaan wanita Karena mereka saling memperhatikan keadaan diri satu lama lain terlalu banyak. maka timbullah nafsu indriya yang membakar tubuh mcreka. Dan sebagai akibat adanya nafsu indriya tersebut. mereka melakukan hubungan kelamin. Vasettlia- ketika mahluk-mahluk lain melihat mereka melakukan hubungan kelamin ….
 
KEHIDUPAN MANUSIA DI ALAM SEMESTA
 
Di kalangan masyarakat dan karena pengaruh pandangan atau ajaran dari agama-agama lain. banyak orang menganggap bahwa kehidupan manusia di dunia ini hanya sekali raja. Pandangan ini berbeda sekali dengan agama Buddha. karena dalam Digha Nikaya. Brahmajala Sutta Sang Buddha menerangkan tentang , kehidupan manusia yang telah hidup ber u lang-ulang kali y ang diingat berdasarkan pada kemarnpuan batin yang dihasilkan oleh meditasi Sang Buddha mengatakan bahwa : 

……ada beberapa petapa dan brahmana yang disebabkan oleh semangat. tekad. kesungguhan dan kewaspadaan bermeditasi. ia dapat memusatkan pikirann y a. batinnya menjadi tenang. ia dapat mengingat alam-alarn kehidupannya yang lampau pada 1. 2. 3, 4. 5. 10. 20. 30. 40. 50. 100. 1000. beberapa ribu atau puluhan ribu kehidupan yang lampau I. 2. 3. 4. 5. 10 kali masa bumi berevolusi (bumi terjadi dan bumi hancur, bumi terjadi kembali dan hancur kembali ............................. dst.). 20.
30. sampai 40 kali masa bumi berevolusi (tetapi) Tathagata telah
menyadari dan mengetahui hal-hal lain yang lebih jauh daripada jangkauan pandangan-pandangan mereka tersebut ....... 


Telah kita ikuti di atas hahwa menurut pandangan Buddhis kehidupan atau kelahiran manusia bukan hanya sekali saja tetapi telah berulang-ulang kali hidup di bumi ini dan juga hidup di bumi-bumi yang lain. Manusia atau mahluk hidup berpindah-pindah dari sebuah bumi ke bumi yang lain. Perpindahan kehidupan manusia dari sebuah bumi ke bumi yang lain disebabkan karena bumi sang dihuninva telah hancur lebur atau kiamat. maka setelah kematiannya di bumi tersebut ia lerlahir di alam Abhassara (alam cahaya) 

Kelahiran di alam Abhassara ini dapat dicapai oleh orang yang melakukan meditasi ketenangan batin (samatha bhavana). Alam Abhasara adalah sebuah alam dari 31 alam kehidupan menurut kosmologi alam kehidupan Buddha. Tentang 31 alam ini lihatlah Tabel alam-alam kehidupan. Bila seseorang be rmeditasi samatha bhavana hingga mencapai tingkat .jhana II. (dan kalau orang tersebut meninggal dunia dalam kondisi meditasi pada Jhana II tersebut maka ia akan terlahir sebagai Brahma di alarn Abhassara dan hidup dengan rnasa usia yang lama sekali 

Dari ke 31 alam, kecuali lima alam Suddhavasa yaituu alam Aviha Atappa. Sudassa. Sudassi dan Akanittha. adalah alam lokuttara (transenden) tempat kelahiran para Anagami. Anagami adalah manusia atau mahluk yang telah melenyapkan 5 belenggu (samyojana) dari 10 belenggu yang mengikat manusia. Anagami adalah manusia atau mahluk suci (ariya pugala) dari empat macarn manusia suci menurut agama Buddha. yaitu : Sotapanna. Sakadagami Anagami dan Arahat. Anagami akan mencapai tingkat kesucian tertinggi (arahat) di salah satu alarn Suddhavasa ini. dan ia parinibbana sebagai arahat d alam ini pula. 

Manusia pada umumnya telah berulang-ulang kali masuk ke luar hidup di 26 alam kehidupan. Kelahiran manusia di salah sebuah alam tergantung pads amal perhuatannya semasa hidupnya di sebuah alam.
K I A M A T
 
Pada suatu ketika BUMI kita ini akan hancur lebur dan tidak ada. Tapi
hancur leburnya bumi kita ini atau kiamat bukanlah merupakan akhir dari kehidupan kita. Sebab seperti apa yang telah diuraikan di atas. bahwa di alam semesta ini tetap berlangsung pula evolusi terjadinva bumi. Lagi pula.bumi kehidupan manusia bukan hanya bumi kita ini saja tetapi ada banyakbumi lain yang terdapat dalam tata surya - tata surya yang tersebar di alarn semesta ini.


Kiamat atau hancur lebumya bumi kita ini menurut Anguttara Nikaya
Sattakanipata diakibatkan oleh terjadinya musim kemarau yang lama sekali
selanjutnya dengan berlangsungnya musim kemarau yang panjang muncul matahari yang kedua. lalu dengan berselangnya suatu masa yang lama matahari ketiga muncul. matahari keempat. matahari kelima. matahari keenam dan akhirnya muncul matahari ketujuh. Pads waktu matahari ketujuh muncul. bumi kita ini terbakar hingga menjadi debu dan lenyap bertebaran di alam semesta. 


Pemunculan matahari kedua. kelima dan lain-lain bukan berarti matahari-­ rnatahari itu tiba-tiba terjadi dan muncul di angkasa. tetapi matahari - matahari tersebut telah ada di alam semesta kita ini. Dalam setiap tata surya terdapat matahari pula
Menurut ilrnu pengetahuan bahwa setiap planet. tata surya, dan galaxi beredar menurut garis orbitnya masing-masing. Tetapi kita sadari pula. karena banyaknya tata surya di alam semesta kita ini. maka pada suatu masa garis edar tata surya kita akan bersilangan dengan garis orbit tata surya lain. sehingga setelah masa yang lama ada tata surya yang lain lagi yang bersilangan orbitnya dengan tata surya kita. Akhirnya tata surya ketuJuh menyilangi garis orbit tata surya kita sehingga tujuh buah matahari menyinari bumi kita ini. 

Baiklah kita ikuti uraian tentang kiamat yang dikhotbahkan oleh Sang Buddha kepada Para bhikkhu
Bhikku. akan tiba suatu masa setelah bertahun-tahun. ratusan tahun, ribuan tahun. atau ratusan ribu tahun. tidak ada hujan. Ketika tidak ada hutan. maka semua bibit tanaman seperti bibit sayuran. pohon penghasil obat-ohatan, pohon-pohon palem dan pohon-pohon besar di hutan menjacli layu, kering dan mati 

Para bhikku, selanjutnya akan tiba suatu masa. suatu waktu di akhir masa yang lama - matahari kedua muncul Ketika matahari kedua muncul. ma ka semua sungai kecil dan danau kecil surut. kering dan tiada ....................................
Para bhikkhu. selanjutnya akan tiba suatu masa, suatu waktu di akhir masa yang lama. matahari ketiga muncul. Ketika matahari ketiga muncul. maka sernua sungai besar. yaitu sungai Gangga. Yamuna. Aciravati. Sarabhu dan Mahi surut. kering dan tiada
Para bhikkhu selanjutnyaakan tiba suatu masa. suatu waktu di akhir Y8
masa yang lama. matahari keempat muncul Ketika matahari keempat muncul. maka semua danau besar tempat bermuaranya sungai-sungai besar. yaitu danau Anotatta. Sihapapata. Rathakara. Kannamunda. Kunala. Chaddanta. dan Mandakini surut. kering dan tiada

Para bhikku, selanjutnya akan tiba suatu masa, suatu waktu di akhir masa yang lama. matahari kelima muncul Ketika matahari kelima mu nc u l, maka air maha samudra surut 100 yojana. lalu surut 200 yojana. 300 yojana. 400 ojana. 5 OO yojana. 600 yojana dan surut 700 yojana. Air maha Samudra tersisa sedalam tujuh pohon palem, enam. lima . empat. tiga . dua pohon palem. dan hanya sedalam sebatang pohon palem. Selanjutnya. air maha samudra tersisa sedalam tinggi tujuh orang. enam. lima . empat. tiga, dua dan hanya sedalam tinggi seorang saja. lalu dalam airnya setinggi pinggang. setinggi lutut. hingga airnya surut sampai sedalam tinggi mata kaki.

Para bhikkhu. bagaikan di musim rontok. ketika terjadi hujan dengan totes air hujan yang besar, mengakibatkan ada lumpur di bekas tapak­ tapak kaki sapi. demikianlah di mana-mana air yang tersisa dari maha samudra hanya bagaikan lumpur yang ada di bekas tapak-tapak kaki sapi.
Para bhikkhu. Selanjutnya akan tiba suatu suatu waktu di akhir masa yang lama. matahari keenam muncul. Ketika matahari keenam muncul, maka burni ini dengan gunung Sineru sebagai raja gunung-­ gunung. mengeluarkan. memuntahkan dan menyemburkan asap. Para bhikkhu. bagaikan tungku pembakaran periuk yang mengeluarkan. memuntahkan dan menyemburkan asap. begitulah yang terjadi dengan bumi ini.

Demikianlah. Para bhikkhu. Semua bentuk (sankhara) apa pun adalah tidak kekal- tidak abadi atau tidak tetap. Janganlah kamu merasa puas dengan semua bentuk itu. itu menjijikkan. bebaskanlah diri kamu dari semua hal.
Para bhikkhu. selanjutnya akan tiba suatu masa. Suatu waktu di akhir masa yang lama. matahari ketujuh muncul. Ketika matahari ketujuh muncul. maka bumi ini dengan gunung Sineru sebagai raja gunung ­ gunung terbakar. menyala berkobar-kobar. dan menjadi seperti bola api yang berpijar. Cahaya nyala kebakaran sampai terlihat di alam Brahma. demikian pula dengan debu asap dari bumi dengan gunung Sineru tertiup angin sampai ke alam Brahma.

Bagian-bagian dari puncak gunung Sineru setinggi I. 2. 3. 4. 5 ratus yojana terbakar dan menyala ditaklukkan oleh amukan nyala yang berkobar-kobar. hancur lebur. Disebabkan oleh nyala yang berkobar­ kobar burni dengan gunung Sineru hangus total tanpa ada bara maupun abu yang tersisa. Bagaikan mentega atau minyak yang terbakar hangus tanpa sisa. Demikian pula bumi dengan gunung Sineru hangus terbakar hingga bara maupun debu tidak tersisa sama sekali.
KESELAMATAN ATAU KEBEBASAN
 
Konsep ini pun sangat penting diperhatikan karena salah sebuah ajaran yang terpenting dari agama adalah tentang keselamatan atau kebebasan. Keselamatan atau kebebasan merupakan tujuan dari semua agama Ada agarna yang menjanjikan keselamatan bagi pengikutnya yang akan didapatnya setelah berbuat kebaikan selama hidupnya dan bila penganut itu meninggal dunia maka di akhirat ia akan menclapat pahalanya hidup di alam surga untuk selama-lamanya dan menikamti kebahagiaan yang tiada taranya. Tetapi bila orang melakukan perhuatan-perbuatan yang salah. buruk dan tidak terpuji. maka sesudah ia meninggal dunia maka orang tersebut akan mendapat ganjaran yang meny edihkan di dalam neraka. Demikianlah ajaran yang umum diketahui oleh masyarakat termasuk urnat Buddha.

Menurut pandangan agarna Buddha pandangan yang mcnyatakan keselamatan yang dapat dinikmati setelah kematian adalah Suatu pandangan yang spekulatif. Keselamatan menurut pandangan agama Buddha harus didasarkan pada akal dan pengalaman. seperti apa yang dikatakan oleh G.P. Malalasekera bahwa " Agama Buddha adalah ajaran empiris dan antimetafisika. dan tidak dapat menerima sesuatu yang tak dapat dialami oleh akal atau pancaindra".

Keselamatan atau kebebasan dapat dicapai dalam masa kehidupan kita sebagai manusia, dan kebebasan ini pun diketahui oleh orang bersangkutan pula, seperti apa yang disabdakan oleh Sang Buddha dalam Parinibbana Sutta
Mengenai Bhikkhu Salba. O. Ananda. dengan melenyapkan kekotoran­ kekotoran batinnya selama hidupnya itu. maka ia telah memperoleh kebebasan batiniah dari noda. telah mendapatkan kebebasan melalui kebijaksanaan. dan hal itu telah dipahami dan disadarinya sendiri.

Untuk mencapai kebebasan atau keselamatan. Sang Buddha telah menunjukkan . jalan yang dapat dilaksanakan oleh setiap orang. Dengan mengikuti Jalan yang telah ditunjukkan ini kita dapat mencapai kesucian pads kehidupan sekarang ini juga. seperti apa yang diuraikan Beliau dalam Satipatthana Sutta. Digha Nikaya dan Majjhima Nikaya sebagai berikut :

Para bhikkhu. ini adalah satu-satunva jalan untuk mensucikan mahluk­ mahluk. untuk mengatasi penderitaan duka nestapa. untuk menghancurkan kesusahan dan kesedihan. untuk mencapai jalan kebenaran. Untuk, mencapai Nibbana (nirvana) jalan itu adalah Empat Perkembangan Perhatian

Para Bhiku bilamana seseorang melaksanakan dengan sungguh-sungguh 
Empat Perkemhanganan Perhatian seperti ini selama tujuh tahun. maka salah sebuah dari dua hasil yang dapat dicapainnya Pengetahuan (Kesuciannya) pada kehidupan sekarang ini. atau jika masih ada bentuk ikatan tertentu ia mencapai tingkat kesucian Anagami

Empat Perkembangan Perhatian tidak dapat diuraikan secara terperinci di sini. bila ada yang mau mempelajari dan melaksanakannya dapat melihat langsung pada Satipatthana Sutta atau dalam Visuddhi Magga ( The Path of Purification). Empat Perkembangan Perhatian ini merupakan dasar dari meditasi Vipassana didasarkan pada segala sesuatu yang bersyarat adalah tidak kekal (anicca). segala sesuatu yang bersyarat adalah tidak menyenangkan (dukkha). dan segala sesuatu yang bersyarat maupun tidak bersyarat adalah tanpa aku atau jiwa yang kekal (anatta).

Demikianlah beberapa pokok pembicaraan tentang konsep-konsep ag ama Buddha yang berbeda dengan konsep-konsep dari agama lain. Tetapi sesungguhnya masih banyak hal lagi yang perlu dibicarakan tentang perbedaan pandangan agama Buddha dengan agama-agama lain maupun persamaan persamaan agamaa Buddha dengan agama lain. tapi hal ini nanti dibahas pada kesempatan yang akan datang.
 

Maha Brahma 

Selanjutnva ada sebuah pokok uraian dalam ajaran agama Buddha yang telah menye satkan banyak penulis sehingga agama Buddha dianggap oleh mereka sebagai agama non-theis. pandangan yang salah ini didasarkan pada pernyataan Sang Buddha sendiri dalam Brahmajala Sutta. di mana Sang Bud­ dha menolak Maha Brahma sebagai Tuhan. Pencipta. Maha Kuasa dan seterusnya. Bilamana kita mengkaji secara cermat apa yang dinyatakan oleh Sang Buddha itu. maka kita akan mengerti apa yang dirnaksudkan oleh beliau. sebab Maha Brahma yang dimaksud dalam Brahmajala Sutta adalah dewa brahma yang salah mengerti tentang dirinya sendiri. Pernyataan Sang Buddha tersebut adalah sebagai berikut:

Para bhikkhu. pada suatu masa yang lampau, setelah berlangsungnya suatu masa yang lama sekali. bumi ini belum ada. Ketika itu umumnya mahluk-mahluk hidup di alarn dewa Abhassara. di situ mereka hidup ditunjang oleh kekuatan pikiran. diliputi kegiuran. dcngan tubuh yang bercahaya dan melayang-layang di angkasa hidup diliputi kemegahan. mereka hidup demikian d a lam masa yang lama sekali
 
Demikianlah pada suatu waktu yang lampau ketika berakhirnya suatu masa yang lama sekali. bumi ini mulai berevolusi dalam pembentukan. ketika hal ini terjadi alam Brahma kelihatan dan masih kosong. Ada mahluk dari alam dewa Abhassara yang masa hidupnya atau pahala karma baiknya' untuk hidup di alam itu telah habis. ia meninggal dari a lam Abhasara itu dan terakhir kembali di alam Brahma. Di sini. ia hidup ditunjang pula oleh kekuatan pikirannya diliputi kegiuran. dengan tUbuh yang bercahaya-cahava dan melayang-layang di angkasa. hidup diliputi kemegahan. ia hidup demikian dalam masa yang lama sekali. 

Karena terlalu lama ia hidup sendirian disitu, maka dalam dirinya muncullah rasa ketidakpuasan. juga muncul suatu keinginan. '0 semoga ada mahluk lain yang datang dan hidup bersama saya di sini'. pada saat itu ada mahluk lain yang disebabkan oleh masa usianya atau pahala kamma baiknya telah habis. mereka meninggal di alam Abhassara dan terlahir kembali di alam Brahma sebagai pengikutnya. tetapi dalam banyak hal sama dengan dia.

Para Bhikku. berdasarkan itu. maka mahluk pertama yang terlahir di alam Brahma berpendapat : "Sava Brahma. Maha Brahma. Maha Agung. Maha Kuasa. Maha Tahu. Penguasa. Tuan Dari Semua. Pembuat. Pencipta. Maha Tinggi. Penentu tempat bagi semua mahkluk. asal mula kehidupan. Bapa dari yang telah ada dan yang akan ada. Semua mahluk ini adalah ciptaanku". Mengapa demikian ? Baru saja berpikir semoga mereka datang'. dan. berdasarkan pada keinginanku ini maka mahluk- ­ mahluk ini muncul Mahluk-mahluk itu pun berpikir. 'dia Brahma. Maha Brahma. Maha Agung. Maha Kuasa. Maha Tahu. Penguasa. Tuan dari semua. Pembuat. Pencipta. Maha Tinggi. Penentu tempat bagi semua mahluk. asal mula kehidupan. Bapa dari yang telah ada dan yang akan ada Kita semua adalah ciptaannya Mengapa? Sebab setahu kita. dialah y ang lebih dahulu berada di sini. sedangkan kita muncul sesudahnya.

Para bhikku, dalam hal ini makhluk pertama yang berada di situ memiliki usia yang lebih panjang. lebih mulia, lebih berkuasa daripada mahluk-mahluk yang datang sesudahnya. Para bhikkhu. selanjutnnya ada beberapa mahluk yang meninggal di alam tersebut dan terlahir kembali di bumi Setelah berada di bumi ia meninggalkan kehidupan berumahtangga dan menjadi pertapa. Karena hidup sebagai pertapa.maka dengan bersemangat. tekad. waspada dan kesungguhan bermeditasi. pikirannyaterpusat.batinnya menjadi tenang dan memiliki kemampuan untuk mcngingat kembali satu kehidupannya yang lampau. tetapi tidak le bih dari itu. Mereka berkata : "Dia Brahma. Maha Brahma. Maha Agung. Maha Kuasa. Penguasa. Tuan dari sernua. Pembuat. Pencipta. Maha Tinggi. Penentu tempat bagi semua mahluk, asal mula kehidupan. Bapa dari yang ada dan yang akan ada. Dialah yang menciptakan kami. ia tetap kekal keadaannya tidak berubah. ia akan tetap kekal selamanya. tetapi kami yang diciptakannya dan datang ke sini adalah tidak kekal berubah dan memiliki usia yang terbatas.

Dengan mengikuti uraian tentang Maha Brahma dengan segala sifat yang dimilikinya. kita mengerti bahwa wajar dan tepatlah tindakan Sang Bud­ dha menolak paham Maha Brahma ini sebagai Tuhan Pencipta. Paham Maha Brahma sebagai pencipta ini dengan segala sifatnya diklasifikasikan sebagai salah sebuah pandangan sesat dari 62 pandangan sesat yang diuraikan dalam Brahmajala Sutta. 

Setelah mengikuti uraian tentang konsep-konsep ajaran agama Bud dha yang berbeda dengan konsep-konsep dari agama lain. maka nampak bahwa dasar-dasar permikiran Buddhis adalah unik dan spesifik Buddhis. Berdasarkan pada dasar-dasar pemikiran itulah maka konsep Ketuhanan Yang Maha Esa dalam Agama Buddha pun berbeda dengan konsep Ketuhanan Yang Mahaesa dalam agama-agama lain

No comments:

Post a Comment

 
Blogger Templates