BODHISATTVA SAMANTABHADRA
NAMA Bodhisattva Saman tabhadra dari bahasa Sansekerta yang artinya Pribadi Maha Agung Yang Layak Memperoleh Penghormatan Secara Univer sal. Atau Pribadi Maha Agung yang diharap-harapkan Iimpahan berkah keselamatan dan kesuksesan bagi semua makh luk.
Beliau adalah tokoh orang Su ci-nya umat Buddha
Mahayana, yang bermanifestasi secara uni versal di semua Tanah Buddha.
Dan yang telah melaksanakan Sumpah Maha Suci-nya dengan kesuksesan yang
bestir.
Di Dunia Saha, Beliau bekerjasama dengan Bodhisattva Manjusri sebagai Pembantu Utama Hyang Buddha Sakyamuni.
Seperti yang tertulis di dalam teks kitab suci agama Buddha, Bodhi s a ttva Manjusri diceritakan mengendari seekor Singa,
dan mendampingi Hyang Buddha Sakyamuni di sebelah kirinya. Sedangkan di
sebelah kanannya adalah Bodhisattva Samantabha dra, yang diceritakan
mengen darai seekor Gajah Putih.
Bodhisattva Manjusri sendiri melambangkan Intelegensi, Kebi
jaksanaan dan lulusnya seseo rang dalam menempuh ujian dalam
kehidupan, dan memperoleh ijazah- spiritualtingkatan tertentu. Sedangkan
Bodhisattva Samantabhadra mewakili Doktrin atau Ajaran Dharma, Kontemplasi atau Meditasi, dan Praktek atau Pelaksanaan dari ajaran agama.
Di dalam kegiatan pembinaaan diri, Bodhisattva
Samantabhadra menggarisbawahi Samadhi, kebajikan clan prakteknya dari
kedua tokoh Bodhisattva ini. Melambangkan kesempurnaaan dalam prinsip
Buddha Mahayana tingkatan paling tinggi.
Bodhisattva Samantabhadra telah mempraktekkan jalan
ke Bodhisattva-an di masa-masa yang lampau di dalam banyak kalpa-kalpa
itu, mencari semua kebijaksanaan. Dan telah melaksanakan Sumpah Maha
Sucinya yang tak terbatas, untuk membebaskan penderitaan bagi sernua
makhluk hidup. Beliau dianggap sebagai suatu model bagi umat Buddha
Mahayana dalam belajar, meniru, melaksanakan dan membina diri melalui
Jalan KeBodhisattvaan.
Sumpah Suci
DALAM Kitab Suci agama Buddha Sutia Avatamsaka dituliskan,
bahwa Beliau telah menasehati dan mengajak orang-orang untuk mem bina
diri. Memperkembangkan 10 type atau jenis-jenis tingkah laku dan Sumpah
Suci.
Adapun kesepuluh Sumpah Suci itu adalah :
(1) Untuk
memuja dan menghormati semua Buddha,
(2) Untuk memuji Hyang Tathagata,
(3) Untuk mempelajari dan meningkatkan Sesaji Suci,
(4) Un tuk belajar
menyesal atas perbuatan-perbuatan buruknya kemudian memperbaikinya,
(5) Untuk mengajak orang-orang lain mau ikut Berta memutar Roda Dharma,
(6) Untuk menghayati kegembiraan di dalam (melakukan) penimbunan
jasa-jasa kebaikan dan kebajikan kebajikan,
(7) Untuk memohön agar
Hyang Buddha berkenan lahir di dunia ini,
(8) Untuk mempelajari Buddha
Dharma,
(9) Untuk hidup secara serasi, bertoleransi, Baling
tenggang-rasa dengan orang-o rang lain, dan
(10) Untuk belajar
mentransfer, memberikan semua jasa-jasa kebaikan dan kebajikan
kebajikan yang dipunyai bagi kemanfaatan orang-orang lain atau
makhluk-makhluk lain.
Dengan didasari oleh sepuluh Sumpah Suci tersebut,
Bodhisattva Samantabhadra menasehati clan mengajak makhluk-makhluk hidup
untuk mencapai jasa-jasa kebaikan dan kebajikan-kebajikan, seperti yang
telah dipunyai oleh Nhyang Tathagata.
Gunung Suci Ho Mei yang terdapat di Propinsi Szechwan, secara tradisional dikenal dan termasyur sebagai Bodhimanda nya Sang Bodhisattva Samantabhadra, dan menjadi Pusat Pemu jaan terhadap Sang Bodhisattva tersebut.
No comments:
Post a Comment